BI Jawa Barat Dorong Transformasi Digital di Pasar Tradisional

22 November 2021 18:50

GenPI.co - Digitalisasi memegang peranan strategis baik dalam masa pandemi, dalam masa proses pemulihan ekonomi maupun pascapandemi.

Tantangan ekonomi di era pandemi sangat besar, dan daya tahan hidup dari pelaku bisnis termasuk UMKM banyak tertolong oleh digitalisasi proses bisnis.

Pada masa pemulihan ekonomi serta masa pasca pandemi ke depan, digitalisasi menjadi kunci utama pembentukan daya saing tidak hanya untuk survive, namun juga berkembang memenangkan pertarungan bisnis.

BACA JUGA:  Jabar Tuan Rumah East Local and Regional Government Congress 2022

Melihat peran penting digitalisasi tersebut, maka transformasi digital harus bersifat komprehensif yang menyentuh seluruh aspek kehidupan, dan perlu diimplementasikan di berbagai ekosistem yang ada.

Salah satu ekosistem yang didorong untuk bertransformasi secara digital adalah ekosistem pasar tradisional yang merupakan sentra ekonomi kerakyatan. 

BACA JUGA:  Kinerja Sektor Jasa Keuangan di Jabar Tumbuh Positif

Kegiatan ini merupakan perwujudkan sinergi antara program “S.I.A.P QRIS” dari Bank Indonesia, program “Pasar Rakyat Juara Jawa Barat” dari Pemprov Jawa Barat, dan program “Digitalisasi Pasar Rakyat” yang diinisiasi oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Herawanto mengatakan, implementasi program digitalisasi di Pasar Atas Baru Cimahi ini memiliki karakteristik khusus yakni dilakukan secara simultan dan end-to-end di berbagai lini.

BACA JUGA:  Susul-Menyusul dengan Papua, Jabar Raih 8 Emas di Peparnas 2021

Kemudian, direncanakan akan berlanjut sampai ke berbagai aspek pelaku ekonomi yang terlibat di pasar tersebut.

Pada tahap awal, digitalisasi dimulai dari pembayaran nontunai utamanya menggunakan kanal Quick Respond Code Indonesia Standard (QRIS) untuk transaksi perdagangan barang dan jasa serta pembayaran retribusi pasar, optimalisasi agent banking.

Antara lain akan memudahkan masyarakat melakukan cash-in dan cash-out, serta mendorong para pedagang pasar tradisional untuk segera on-boarding ke dalam digital marketplace, yang akan membuka akses ke pasar online sebagai komplementer transaksi yang selama ini dilakukan secara offline.

"Dari total sekitar lima ratusan pedagang di pasar ini, sampai dengan saat ini tercatat sebanyak 243 pedagang yang telah menggunakan kanal pembayaran QRIS," ujarnya di Cimahi, Jawa Barat, Senin (15/11/2021).

Ia menyebut pula ada 250 pedagang yang telah memanfaatkan sarana digital marketplace “Pasar.id” yang difasilitasi oleh BRI.

Selain itu, pembayaran retribusi pasar oleh para pedagang juga tidak lagi dilakukan secara tunai karena saat ini telah diterapkan sistem “e-retribusi” yang difasilitasi oleh Bank bjb.

Di sisi lain, kehadiran dan optimasiliasi agent banking di pasar ini juga semakin memudahkan para pedagang dalam melakukan berbagai transaksi jasa perbankan.

Herawanto menegaskan, secara ringkas pola transformasi digital seperti yang dilaksanakan di Pasar Atas Baru Cimahi jelas akan memberikan berbagai manfaat, baik bagi masyarakat, perbankan maupun pemerintah.

Pemanfaatan teknologi digital dalam perdagangan jelas akan meningkatkan volume transaksi karena memiliki berbagai keunggulan, mulai dari kemudahan, kenyamanan, kecepatan dan keamanan saat bertransaksi, baik sebagai produsen, pedagang maupun sebagai konsumen.

Selain itu, proses pemasaran online yang bersifat borderless membuka akses pasar yang lebih luas bagi pedagang. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co