Kerja Keras Sri Mulyani Dikuak Gubernur Bank Indonesia

20 Februari 2022 13:10

GenPI.co - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menguak kerja keras yang dilakukan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Sri Mulyani dikatakan tengah bekerja keras untuk menjawab tantangan pemulihan perekonomian global demi mencapai tujuan Presidensi G20 Indonesia.

Menurut Perry, langkah pemulihan perekonomian global saat ini tengah menghadapi risiko besar.

BACA JUGA:  BI: Negara Berkembang Harus Terapkan Kebijakan Ekonomi yang Sehat

“Ada risiko varian Omicron, disrupsi rantai suplai global, energi, hingga kebijakan moneter negara maju dalam upaya normalisasi ekonomi,” ujarnya dalam Diskusi Tingkat Tinggi “Recover Together: Synergy on Safeguarding the Momentum”, Sabtu (19/2).

Perry mengatakan bahwa beberapa negara yang perekonomiannya sudah mulai pulih berisiko menimbulkan inflasi global.

BACA JUGA:  Sri Mulyani Sebut G20 Fokus Bahas Jalur Keuangan

Negara-negara tersebut adalah Amerika Serikat dan diikuti oleh anggota Uni Eropa.

“Hal itu membuat negara-negara berkembang dan miskin kesulitan untuk menyamai langkah negara maju,” katanya.

BACA JUGA:  Pemindahan IKN Demi Terwujudnya Pemerataan Ekonomi

Pemulihan ekonomi yang tak berjalan beriringan berisiko menyebabkan perekonomian global makin tidak inklusif.

Oleh karena itu, negara-negara anggota G20 harus bekerja sama dalam menyelaraskan pemulihan ekonomi global agar manfaatnya bisa dirasakan bersama.

“Harus ada koordinasi kebijakan yang mendukung tema Presidensi G20 Indonesia, yaitu pulih bersama dan lebih kuat (recover together, recover stronger),” ungkapnya.

Lebih lanjut, Perry meminta agar negara maju untuk melakukan normalisasi kebijakan ekonomi yang diperhitungkan, direncanakan, dan dikomunikasikan secara baik.

“Lewat cara itu, pasar global bisa mengantisipasi langkah normalisasi tersebut. Pasalnya, meskipun The Fed belum benar-benar menjalankan kebijakannya, pasar global kini sudah mulai bergejolak,” paparnya.

Sementara itu, negara-negara berkembang harus mampu menguatkan ketahanan perekonomiannya untuk menghadapi dampak gejolak pasar global.

“Contohnya, Indonesia kini berisiko mengalami defisit sebesar tiga persen akibat adanya gejolak pasar global,” tuturnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co