Harga Elpiji Nonsubsidi Naik, APBN Nggak Jadi Tekor

28 Februari 2022 11:44

GenPI.co - PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk menaikkan harga elpiji nonsubsidi.

Hal tersebut dinilai menjadi kebijakan yang positif. Jika tidak naik, Pertamina dipastikan menangguk kerugian.

Pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai keputusan untuk menaikkan harga elpiji nonsubsidi sudah tepat.

BACA JUGA:  Subsidi Gas Elpiji 3 Kilogram Tidak Dicabut, Tapi...

Selain mengantisipasi kerugian Pertamina, hal tersebut bisa mengurangi beban anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

"Di tengah harga minyak dunia yang meroket, upaya Pertamina menaikkan harga elpiji merupakan langkah tepat untuk mengurangi beban APBN," kata Fahmy Radhi dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (27/2).

BACA JUGA:  Anak Buah Prabowo Tolak Rencana Kenaikan Gas Elpiji 3 Kilogram

Fahmy Radhi menilai, penetapan harga elpiji nonsubsidi harus sesuai dengan mekanisme pasar.

Dengan demikian, harga elpiji nonsubsidi yang sampai ke konsumen sudah sepatutnya sesuai keekonomian.

BACA JUGA:  Waduh, Pertamina Naikkan Harga Elpiji Nonsubsidi

Menurut Fahmy Radhi, jika Pertamina tetap mempertahankan harga elpiji nonsubsidi, maka pemerintah akan menanggung biaya kompensasi.

Alhasil, beban APBN makin berat dan berisiko terhadap pengelolaan negara di masa mendatang.

Fahmy Radhi mengakui kenaikan harga minyak dunia imbas perang Rusia-Ukraina memengaruhi kebijakan subsidi energi Indonesia.

Jika harga minyak naik USD 1 per barel, subsidi elpiji akan memelesat hingga Rp 1,47 triliun.

Selanjutnya, subsidi minyak tanah naik Rp 49 miliar dan beban kompensasi bahan bakar minyak (BBM) lebih dari Rp 2,65 triliun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ranto Rajagukguk

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co