Ahli Ekonomi Soroti soal Rumah Subsidi Naik 7 Persen, Simaklah!

10 Mei 2022 23:20

GenPI.co - Direktur center of economics and law studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai kenaikan rumah subsidi sebesar 7 persen tidak ideal.

Menurutnya, kenaikan tersebut agak memberatkan pekerja yang upahnya tidak jauh dari UMR.

"Jika rumah subsidi rata-rata Rp 159 juta per unit, kenaikan 7 persen kena biaya tambahan Rp 11,7 juta," ujar Bhima kepada GenPI.co, Selasa (10/5/2022).

BACA JUGA:  Berani Ambil KPR Meski Gaji UMR, Bisa Lewat Fasilitas Ini

Bhima menilai hal itu cukup terasa bagi calon pembeli rumah primer.

Terlebih target rumah subsidi itu ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

BACA JUGA:  Kabar Gembira, Pemerintah Siapkan 157.500 Rumah Subsidi Tahun Ini

Bhima menyebut kondisi existing membuat konsumen rumah subsidi mempertimbangkan kemampuan pembayaran.

"Ditambah kenaikan harga rumah. Ini bisa berpengaruh pada minat mereka yang benar-benar menjadi target rumah bersubsidi," terangnya.

BACA JUGA:  Kabar Gembira dari Pemerintah soal Rumah Subsidi, Hamdalah!

Bahkan, muncul adanya risiko suku bunga KPR naik.

Dia menuturkan agar sektor properti bisa bangkit perlu menahan harga rumah subsidi sepanjang 2022 tetap menjadi pilihan rasional.

"75,6 persen pembeli rumah menggunakan fasilitas KPR, di luar fasilitas subsidi akan terkena dampak naiknya suku bunga," tandas dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co