Sri Mulyani Ungkap Kabar Buruk, Semua Harap Waspada

16 Juli 2022 11:40

GenPI.co - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani membeberkan kabar buruk terkait sebanyak 276 juta orang di dunia menghadapi kerawanan pangan akut saat ini.

Hal tersebut diungkapkan Sri Mulyani dalam Pembukaan Pertemuan Ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (3rd FMCBG) G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Badung, Bali.

Menurut Sri Mulyani, bahwa kerawanan pangan akut saat ini meningkat dua kali lipat sejak 2019 sebelum pandemi covid-19, yakni 135 juta orang, berdasarkan catatan Program Pangan Dunia.

BACA JUGA:  3 Zodiak Paling Royal, Bikin Hidupnya Makin Bahagia

"Ada urgensi di mana krisis pangan harus ditangani," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani pun menjelaskan, bahwa peningkatan risiko keamanan pangan yang mengkhawatirkan merupakan dampak perang di Ukraina dan sanksinya.

BACA JUGA:  Kajian Gus Baha: Sahabat Nabi Kaya Raya Tapi Tidak Berkurban

Selain itu, adanya pembatasan ekspor yang memperburuk dampak pandemi, sehingga telah mendorong harga pangan mencapai rekor tertinggi.

Menurut Sri Mulyani, peningkatan harga pangan mendorong tambahan jutaan orang ke dalam keadaan kerawanan pangan.

BACA JUGA:  Mendadak Ketiban Hoki, Cek Zodiak Cancer, Taurus, Scorpio

Oleh sebab itu, terdapat urgensi yang mana krisis pangan harus ditangani.

Sri Mulyani menilai, penyebaran mekanisme pembiayaan yang lebih tersedia segera diperlukan untuk menyelamatkan nyawa dan memperkuat stabilitas keuangan dan sosial.

Kebijakan ekonomi makro yang baik juga menjadi penting secara fundamental, karena telah membantu banyak negara dalam menghadapi krisis.

Tak hanya pangan, komoditas yang sangat penting dan melonjak harganya saat ini salah satunya adalah energi, yang menjadi tantangan besar.

Sri Mulyani mengatakan, lanskap energi global telah diubah atau dibentuk kembali secara radikal. Harga komoditas energi pun meroket.

"Saya yakin, Anda semua sebagai Menteri Keuangan sekaligus Gubernur Bank Sentral melihat ini sebagai ancaman bagi stabilitas makro ekonomi, serta lingkungan yang kondusif bagi kita untuk mempertahankan pemulihan," ungkap Sri Mulyani.

Menurut Sri Mulyani, Bank Dunia memperkirakan harga minyak mentah naik 350 persen dari April 2020 hingga April 2022.

Peningkatan ini merupakan yang terbesar untuk periode dua tahun sejak 1997.

Sedangkan, pada bulan Juni 2022, terdapat pula kenaikan harga gas alam di Eropa sebesar 60 persen hanya dalam dua minggu.

Kekurangan bahan bakar pun sedang berlangsung di seluruh dunia dan memiliki implikasi politik dan sosial yang besar di Sri Lanka, Ghana, Peru, Ekuador, dan di tempat lain.

Sri Mulyani menilai, kelangkaan ini terjadi lantaran harga gas yang tinggi benar-benar menjadi masalah yang mengancam pemulihan ekonomi.

"Dunia berada di tengah krisis energi global," kata Sri Mulyani.(Ant/GenPI.co)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co