Dirjen EBTKE: Pengembangan BBN Tingkatkan Ketahanan Energi

GenPI.co - Direktur Jenderal EBTKE Dadan Kusdiana mengapresiasi kerja sama dan kolaborasi dari berbagi pihak yang mendukung program bahan bakar nabati sehingga program biodiesel sudah pada tahap uji jalan B40.

“Latar belakang pemanfaatan bahan bakar nabati adalah untuk meningkatkan ketahanan energi,” ujar Dadan saat launching Road Test B40 di Jakarta, Rabu (27/7).

Dia menjelaskan ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan bakar minyak dari luar negeri masih sangat tinggi.

BACA JUGA:  Menteri ESDM Kampanyekan Energi Bersih di Labuan Bajo

Selain itu, pihaknya juga mengharapkan langkah itu bisa mengurangi impor BBM.

Menurut Dadan, program pemanfaatan bahan bakar nabati telah dilakukan sejak 2006 yang dimulai dengan uji coba.

BACA JUGA:  Menteri ESDM: Indonesia Pionir Pemanfaatan Biodiesel

Launching Road Test B40 di Jakarta, Rabu (27/7). Foto: Kementerian ESDM

BACA JUGA:  Pemerintah Terus Tingkatkan Pencampuran BBN ke BBM Solar

Pada 2008 dikeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 Tahun 2008 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015 yang menetapkan penahapan mandatori pemanfaatan bahan bakar nabati.

Hingga saat ini, beberapa pemanfaatan bahan bakar nabati (BBN) telah berjalan baik.

Salah satunya ialah pemanfaatan BBN jenis biodiesel yang mana sejak 2016 telah dilaksanakan pencampuran biodiesel ke dalam minyak solar sebesar 20 persen (B20).

“Setelah itu, ditingkatkan menjadi 30 persen (B30) mulai Januari 2020 hingga saat ini,” ucap Dadan.

Dia mengatakan perkembangan industri bahan bakar nabati di Indonesia menunjukkan tren yang menggembirakan.

Total kapasitas terpasang produksi Biodiesel di Indonesia saat ini sudah mencapai sebesar 17,96 juta kL.

“Selain itu, telah dapat juga diproduksi bahan bakar nabati jenis diesel nabati/diesel biohidrokarbon (HVO) dengan kapasitas 120 ribu MT per tahun oleh PT Pertamina (Persero),” ucap Dadan. (*)