GenPI.co - Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung menyampaikan bahwa perkembangan ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) di Indonesia terus menunjukkan tren positif.
Kondisi ini telah menempatkan Indonesia pada ranking pertama Cambridge Global Islamic Finance Report 2021 dengan skor tertinggi 83,35 dalam hal pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah di ASEAN.
"Berbagai inisiatif dan program pengembangan eksyar oleh Bank Indonesia secara konsisten dilakukan, yang difokuskan salah satunya guna mendukung pengendalian inflasi dan membangun ketahanan pangan nasional," ujarnya di Bandung, Sabtu (3/9/2022).
Sejalan dengan hal itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan pihaknya akan melakukan berbagai program mewujudkan visi Jawa Barat sebagai poros pendidikan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia guna mendukung program kesejahteraan rakyat.
"Salah satu program unggulan Pemprov Jawa Barat adalah inovasi One Pesantren One Product (OPOP) yang bertujuan menciptakan kemandirian umat melalui para santri, masyarakat, dan pondok pesantren," jelasnya.
Pemprov Jawa Barat juga terus mendorong perluasan program OPOP di seluruh pesantren, di mana tercatat sejak 2019-2021 telah terdapat 2.574 pondok pesantren yang telah mengikuti dan merasakan manfaat OPOP.
"Capaian ini menunjukkan besarnya potensi pondok pesantren sebagai agen penopang keberlanjutan produksi bagi ketahanan pangan Jawa Barat," ujarnya.
Kepala Bank Indonesia Jawa Barat Herawanto turut melaporkan bahwa berbagai upaya dalam memperkuat peran eksyar melalui implementasi teknologi dan digitalisasi guna mendukung ketahanan pangan, salah satunya melalui inisiasi Ekosistem Ketahahan Pangan Terintegrasi (Pangsi).
Sebagai langkah penguatan eksyar dan implementasi digitalisasi di sektor pangan, salah satu program yang digelar, yakni DIGISEF:West Java Sharia Economic Festival dan West Java Digital Economic Festival (WJSEF – WJDEF) 2022. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News