GenPI.co - Kondisi kecemasan berlebihan menjadi parah apabila sudah mengganggu aktivitas sehari-hari. Beragam faktor bisa memperkeruh rasa cemas seperti stres pekerjaan dan masalah keluarga yang rumit.
Menurut Nuran Abdat, seorang psikolog klinis, jika sudah mengalami kondisi gelisah yang berlebihan saatnya membawa diri keluar untuk memikirkan tentang skenario masa depan dan merencanakannya dengan baik.
Langkah pertama menurutnya memahami kondisi dan merespon dengan baik. Jika respon terhadap suatu kejadian telah menjadi cara yang disfungsional, itu bisa menjadi masalah serius, tetapi bisa di atasi.
Caranya dengan memberikan reaksi positif dari kejadian tersebut dan melupakannya. Berikutnya ada 3 hal yang bisa dilakukan, seperti;
Detoksifikasi Pikiran dan Tubuh
Jika kecemasan adalah respons terhadap pengalaman masa lalu, maka hal tersebut dapat diatasi dengan terapi detoks tubuh yang dapat meredakan gejala cemas.
“Titik awalnya adalah bertanya, apa akar dari pemikiran yang cemas dan apa yang coba dikomunikasikan? Kami akan menyarankan apa pun yang membantu seseorang untuk berhenti dan melakukan sesuatu yang berbeda jika apa yang mereka lakukan saat ini mengarah ke hal yang sangat berbahaya,” jelasnya.
Cara terapi tersebut dilakukan dengan mudah. Seperti rajin olahraga, relaksasi, makan sehat, menghindari alkohol, memiliki ruang untuk diam dan berefleksi, dan menyambung kembali ke alam adalah langkah positif.
Hindari Ketergantungan Obat
Penggunaan obat tertentu memang bagus, namun dapat berakibat buruk untuk masa yang akan datang. Untuk itu perlu berhati-hati bagaimana ketergantungan obat dapat membuat jalan hidup orang akan tidak tenang.
Jalin Komunikasi dan Konsultasi
Bicaralah dengan teman dan keluarga lebih intens agar kamu tidak merasa sepi. Kehadiran mereka sangat penting untuk mengurangi angka risiko sakit mental, dan sebagai mahluk sosial kita memerlukan bantuan orang lain.
"Jika khawatir tentang kesehatan Anda, jangkau teman-teman dan dapatkan informasi sebanyak mungkin. Jika sudah terlalu parah, bisa mengunjungi seorang dokter atau psikolog untuk mendapatkan penanganan dan dukungan lebih lanjut,” tukasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News