Najwa Shihab Kritik Pedas Razia Buku DN Aidit di Jatim

01 Agustus 2019 15:42

GenPI.co - Kasus razia buku pemikiran tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) DN Aidit di Probolinggo, Jawa Timur, rupanya meluas.  Masyarakat bereaksi atas penyitaan buku tersebut. Peristiwa ini menjadi lebih viral lagi ketika para figur publik seperti Najwa Shihab yang kini menjadi Duta Baca Buku Indonesia hingga Glenn Fredly, ikut menanggapi. Najwa sampai kritik keras jika razia buku itu adalah 'Kemubaziran Sempurna'. 

Dalam aksara Arab, mubazir berarti perbuatan yang sia-sia dan dibenci oleh Tuhan. Najwa Shihab bisa jadi tak main-main memilih kata ini, sebab Indonesia yang kini menghadapi persoalan darurat membaca buku, malah semakin diperparah dengan adanya razia buku. Begini kritik lengkap Najwa yang diunggah di akun Instagramnya pada Senin (29/7).

Baca juga :

Najwa Shihab Posting IG Soal Setya Novanto, Begini Komen Netizen

Ketemuan, Prabowo - Jokowi 'Ogah Ngurusin' Habib Rizieq

Orang Ini Bisa Jadi Ancaman Habib Rizieq Kembali ke Tanah Air

LAGI-LAGI. RAZIA BUKU. KEMUBAZIRAN SEMPURNA.

Dua mahasiswa yang tergabung dalam komunitas vespa literasi diciduk karena mereka membawa buku biografi DN Aidit di lapak baca gratis yang digelar di Alun-alun Kraksaan, Probolinggo, Jawa Timur.

Sungguh miris. Saya memahami sensitifitas yang menyelimuti isu komunisme dan peristiwa sejarah yang menyertainya pada tahun 1948 dan 1965. Tapi menyikapi isu ini dengan pemberangusan buku adalah tindakan yang tidak tepat. Negara pun lewat keputusan Mahkamah Konstitusi tahun 2010 juga sudah jelas mencabut kewenangan Kejaksaan Agung untuk melakukan pelarangan buku tanpa izin pengadilan.

Tindakan ini bukan hanya keliru secara prinsip tapi secara praktik juga sia-sia. Secara prinsipil tidak sejalan dengan demokrasi yang menghargai perbedaan, kebebasan berpendapat dan menjauhkan kita dari amanat konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Melarang membaca buku sama saja dengan menghalangi upaya mencari, mengolah, dan menyikapi informasi dan pengetahuan secara bebas dan kritis.

Hal itu juga sebuah kesia-siaan karena di zaman tekhnologi digital tiap orang bisa mencari informasi dan mempelajari pengetahuan apa pun yang diinginkannya.

Pelarangan buku adalah kemubaziran sempurna. Di tengah rendahnya minat baca, pelarangan buku adalah kemunduran luar biasa. Indonesia bisa semakin tertinggal dari bangsa-bangsa lain yang selalu terbuka kepada ide-ide baru dan pengetahuan-pengetahuan baru.

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ardini Maharani Dwi Setyarini

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co