GenPI.co - Putus cinta kerap dialami sebagian orang karena prinsip hidup yang tidak sejalan lagi dengan pasangan. Rupanya jika sering putus cinta, banyak dampak fisik yang ditimbulkan.
Sebuah penelitian menemukan orang-orang yang baru saja putus cinta mengalami aktivitas otak yang sama ketika mereka kesakitan fisik.
“Penolakan serta rasa sakit emosional dan fisik diproses di wilayah otak yang sama,” sebut sebuah penelitian seperti dikutip dari Healthline.
Ini bisa jadi karena sistem aktivasi simpatik dan parasimpatis dipicu secara bersamaan.
Sistem parasimpatis adalah bagian dari sistem saraf yang menangani fungsi santai, seperti pencernaan dan produksi air liur. Ini memperlambat detak jantung dan pernapasan.
Sementara sistem saraf simpatik membuat tubuh siap untuk bertindak.
Ini adalah respons lari atau lawan yang mengirim hormon mengalir deras ke seluruh tubuh untuk meningkatkan detak jantung dan membangunkan otot-otot.
Ketika keduanya dihidupkan secara bersamaan, tubuh akan mengalami ketidaknyamanan, bahkan mungkin nyeri dada.
Mengalami depresi atau gejala lain setelah putus cinta, terkadang didiagnosis sebagai gangguan penyesuaian dengan suasana hati tertekan atau disebut depresi situasional.
Perasaan dengan gangguan penyesuaian ini mampu bertahan enam bulan hingga dua tahun.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News