GenPI.co - Semua makanan bisa disebut makanan sehat jika dikonsumsi dalam porsi yang tepat dan jenisnya sesuai kebutuhan tubuh.
Ahli gizi Puteri Aisyaffa mengatakan semua makanan bisa disebut sehat bila mengacu pada prinsip jenis makanan, jumlah makanan dan jam makan.
"Seandainya Anda mengidap hipertensi, berarti perlu menghindari bahan makanan yang bikin tekanan darah meningkat. Itulah yang dinilai sehat bagi Anda,” kata Puteri dalam keterangannya, Kamis (29/9).
Lalu, bagaimana cara menyiapkan dan memasak makanan sehat dalam keseharian? Puteri dan Brian Ardianto dari Masterchef Indonesia (MCI) punya tip praktis yang dapat kamu terapkan.
Puteri menjelaskan semakin cepat suatu bahan makanan dimasak, makin maksimal pula zat gizi yang terkandung di dalamnya.
Oleh karena itu, proses memasak jadi faktor yang perlu dipertimbangkan. Misalnya, ketika memasak tumis kangkung, oseng saja sebentar, tambahkan air, masukkan kangkung, dan biarkan hingga layu, lalu angkat.
Proses memasak yang terlalu lama bisa menurunkan nilai gizi, jadi Puteri menyarankan untuk memasak dalam waktu singkat agar zat gizi yang diterima tubuh menjadi maksimal.
Menurut Brian, meal prep bisa disesuaikan dengan tipikal keluarga masing-masing. Jika seseorang terbiasa sarapan dengan menu sederhana seperti roti, tak perlu meal prep yang rumit.
Jika kamu hobi memasak, meal prep menjadi penting. Sebagai contoh, Anda dapat memotong-motong daging sesuai porsi memasak sehingga ketika tiba waktunya memasak mengeluarkan porsi secukupnya.
Hal-hal sederhana ini bisa membantu mempercepat proses memasak serta mengurangi sampah makanan.
Meal prep bisa dilakukan segera setelah belanja. Kamu dapat memilih menu sederhana yang dipersiapkan untuk dimasak keesokan harinya.
Setiap tahun Indonesia menghasilkan 13 juta ton sampah makanan yang setara dengan porsi makanan untuk 28 juta orang.
Ada begitu banyak cara untuk meminimalkan sampah makanan. Dia bercerita peserta MCI pernah mendapat tantangan mengelola sampah makanan.
Jadi, orang yang paling sedikit menghasilkan sampah adalah yang paling unggul. Saat memasak udang, kamu bisa memanfaatkan semua bagian.
Setelah mengambil daging, bagian kulit dan kepala bisa disangrai sebagai bahan kaldu.
Masakan sisa semalam juga bisa dikreasikan semaksimal mungkin, seperti sayur lodeh yang diberi tambahan potongan kentang kemudian dihaluskan dan menjadi sup krim lodeh.
Sepotong salmon memang terlihat menggiurkan, apalagi ikan ini disebut-sebut mengandung omega 3 yang tinggi. Namun, harga salmon relatif mahal.
Puteri mengatakan Indonesia punya beberapa jenis ikan kembung yang kandungan omega 3-nya tiga kali lipat lebih tinggi daripada salmon.
Maka, berbelanja bahan lokal lebih menguntungkan karena harga yang relatif lebih murah, mudah diakses dan jumlahnya berlimpah.
“Makin cepat dipanen dan makin cepat dikonsumsi, suatu bahan pangan akan lebih baik bagi tubuh kita, dibandingkan makanan beku," ujarnya.
Produk impor umumnya dipetik atau dipanen sebelum waktunya, dikemas sedemikian rupa agar nilai gizinya tidak berkurang.
Siapa yang sering belanja banyak, ketika ada diskon besar di supermarket? Aziz menyarankan ketika belanja bahan pangan pikirkan dulu apakah kamu punya waktu dan energi untuk mengolahnya.
“Kalau tinggal sendiri, biasanya akan banyak sampah makanan. Jadi, meski harganya murah, jangan beli terlalu banyak sehingga malah akan busuk dan terbuang," jelasnya.
Dia menambahkan sebaiknya seseorang tidak mudah tergiur oleh makanan yang sedang tren, padahal belum tentu enak. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News