Di Balik Koridor Sekolah, Aku Hanyalah Pengagum Rahasiamu....

26 Maret 2020 11:11

GenPI.co - Ini cerita tentang kisah percintaanku dengan Bastian. Dia kakak seniorku yang tampan, tinggi, bertubuh atletis dan jago basket. Ya, siapa sih yang tidak suka dengannya. Begitu juga aku!

Lalu, siapa aku ini? Gadis berambut keribo, hidung pesek dan berkacamata. Pada zaman Sekolah Menengah Atas (SMA), aku terkenal dengan gadis berkacamata dan cupu. Boro-boro dia mau bicara denganku, menarik perhatiannya pun tidak.

Kak Bastian ini unik sebenarnya, meskipun dia populer dan banyak yang suka. Tetapi dia tidak pernah sombong jika ada yang menyapanya.

Aku sih belum pernah mencoba menyapa kak Bastian, aku hanya memerhatikannya saja dari jauh. 

Aku takut, gugup karena baru kali ini merasakan namanya jatuh cinta

Saat itu sebelum pentas seni, sekolah kami rutin mengadakan kompetisi ekstrakulikuler. Ini untuk pertama kalinya aku merasa terbang dan hampir terjun dari jurang.

Yaiyalah, kak Bastian tiba-tiba lewat depanku saat ia mau berganti kostum yang mau ia tampilkan.

Hal yang tak pernah aku pikirkan, kak Bastian menyapaku dengan "Sorry" itu bagiku seperti ungkapan "I Love You". 

Memang aku menghalangi jalannya. Tetapi, dia sama sekali nggak marah denganku. Lucu sekali mengingat kejadian itu.

Pertandingan segera dimulai, kak Bastian memakai nomor punggung 77 dan membuat mataku selalu awas mengamati permainannya. 

BACA JUGA : Jika Pria Mencintai Pasangannya, 5 Hal Ini Pasti Akan Dilakukan

Memang dia pantas jadi idola, kak Bastian tidak pernah gugur dari pertandingan. Ia selalu keluar menjadi juara dan mengharumkan nama sekolah kami.

Saat pertandingan usai, aku memberanikan diri membelikannya minuman segar. Ini upayaku untuk memberikannya sebuah hadiah. 

Tetapi, saat aku ingin memberikannya, sudah banyak gadis cantik dan modis yang sudah membelikannya. Aku urungkan niat memberikan minuman itu, aku minum saja. 

Aku selalu membelikan hadiah-hadiah dan surat untuknya. Tapi, tidak ada yang sampai di tangannya. 

Bukan karena ada oknum lain yang sengaja tidak memberikannya. Tetapi, ini karena aku sendiri yang tak berani memberikan kepadanya.

Setiap kali aku ingin memberikan hadiah dan surat, selalu saja aku tidak berani. Aku hanya bisa mengaguminya saja tanpa pernah berani. 

BACA JUGA : Maaf, Agnes... Aku Terpaksa Memilih Cinta Titipan Ibu

Suatu hari aku pernah membawakan bekal mi goreng buatanku spesial untuk kak Bastian, seperti biasa aku tidak berani memberikannya.

Saat itu kakak kelas perempuan ada yang mendekatiku. Ia bertanya kepadaku dan sepertinya ia tahu apa yang aku bawa ini untuk diberikan ke siapa. 

Tetapi, untuk pertama kalinya aku sangat sedih. Bagaimana tidak, kakak kelas itu mengambil bekalku dan menumpahkanya di hadapanku.

Aku merasa sia-sia sudah memasakkan spesial untuk kak Bastian. Sejak saat itu aku sering di bully oleh kakak kelas perempuan. 

Mereka mengejekku dengan kata-kata yang tak pantas. Belakangan aku jadi sering sedih, aku juga kapok membawa sesuatu di tanganku. Karena jika terlihat oleh mereka, aku akan habis di bully. 

Suatu hari saat aku di taman sekolah menangis karena habis di bully, kak Bastian yang tidak sengaja lewat. Ia menegurku dan memegang pundakku, "Hai, nggak apa-apa?". 

Saat aku melihat wajahnya, jujur rasa sedihku hilang seketika dan menjadi rasa berbunga-bunga.

Memang lebay sekali aku mengagumi kak Bastian. Aku menatapnya penuh senyum, dia pun membalas senyumku.

Kak Bastian lalu pergi dari hadapanku. Senyuman itu tak akan pernah aku lupakan, bahkan hingga saat ini aku masih mengingatnya.

Kejadian tersebut sudah 7 tahun berlalu. Namun, itu adalah senyuman dan sapaaan pertama dan terakhir dengan kak Bastian.

Kak Bastian harus pindah karena ayahnya dinas di luar kota. 

Aku menyesal tidak mengenalnya lebih dalam dan tidak pernah berani menyapanya.

Aku selalu berpikir aku ini jelek dan tidak mungkin kak Bastian mau denganku.

Meskipun ia hanya menatap, memegang pundak dan tersenyum kepadaku. Itu adalah kado perpisahan terindah menurutku.

Meskipun kak Bastian tidak pernah mengenal siapa aku. (*)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co