Kamu Wajib Tahu, 3 Kisah Menarik di Balik Telur Paskah 

08 April 2020 16:47

Paskah (Hari Kebangkitan Isa Almasih) adalah perayaan penting bagi umat Kristiani di seluruh dunia. Kata Paskah dalam bahasa Indonesia ini diserap dari Bahasa Spanyol ‘Pascua’ atau bahasa Prancis ‘Pasques’. 
 
Kedua kata tersebut merupakan serapan dari kata ‘Pascha’ atau ‘Pasch’ dalam bahasa Yunani. 

Perayaan Paskah akan segera tiba, yaitu pada Minggu, 12 April 2020.

Berbagai jenis persiapan pun mulai dilakukan, termasuk mengias telur.

BACA JUGA: Hari Minggu Gereja Sepi, Umat Ibadah dari Rumah Antisipasi Corona

Telur Paskah adalah salah satu simbol yang identik dengan perayaan Paskah di berbagai belahan dunia.

Tradisi telur Paskah awalnya sangat populer di kalangan gereja ortodoks dan gereja di belahan Timur dunia.

Berikut kisah menarik terkait telur Paskah, yang perlu kamu ketahui: 

BACA JUGA: Bukan Keuntungan Pribadi, Tapi Ekonomi Umat: Bisnisku Ibadahku

1. Tak makan telur seminggu

Awalnya, pihak gereja melarang memakan telur selama satu minggu sebelum Paskah. Hal ini punya maksud tersendiri.

Telur yang tidak dimakan sepanjang minggu itu disimpan, lalu dibungkus dan dihiasi dengan cantik untuk diberikan kepada anak-anak sebagai hadiah Paskah.

2. Zaman dulu sudah ada telur Paskah dari cokelat

Telur Paskah dari cokelat pertama kali muncul pada 1800-an di Jerman dan Prancis. 

Sayangnya, generasi awal telur paskah cokelat ini saat ini telah mengeras dan pahit. 

Saat ini, juga bermunculan telur Paskah terbuat dari cokelat. Dalamnya kopong.

3. Kelinci, burung, dan rubah
 
Bukan hanya kelinci sebagai simbol yang mengantar telur. Hewan lain juga turut lho. 

Di beberapa negara seperti Swis yang mengantarkan telur adalah burung rangkong, sedangkan di Jerman telur akan diantar oleh hewan rubah. 

Tetapi, dari semua jenis hewan, memang kelinci yang paling populer. 

Hal ini ada kisahnya. Sekitar tahun 1680, muncul cerita tentang kelinci Paskah yang bertelur dan menyembunyikannya di taman. Legenda ini dibawa ke Amerika Serikat tahun 1700-an. 

Menurut tradisi, anak-anak membuat sarang kelinci. Anak-anak berharap, jika tidak nakal, kelinci Paskah akan bertelur aneka warna di sarang tersebut. (*) 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co