3 Langkah Menyalurkan Sedekah Lewat Digital Bagi Umat Islam

09 Mei 2020 17:51

GenPI.co - Kesadaran beragama masyarakat muslim di Indonesia makin meningkat seiring perkembangan zaman. 

Salah satu amalan yang wajib dilakukan umat muslim adalah sedekah. Jika dilakukan dengan ikhlas, amalan tersebut akan menjadi investasi spiritual bagi seseorang.

Konsep sedekah berbeda dengan zakat. Dalam hukum Islam, zakat adalah perintah wajib bagi umat muslim yang telah mencapai nisab (batasan kekayaan seseorang untuk menjadi wajib zakat). 

BACA JUGA: Istri Berat Bersedekah dan Melawan Suami Bikin Rezeki Terhalang

Zakat harta sudah jelas proporsinya sebesar 2,5 persen dari penghasilan, sementara itu sedekah tidak memiliki besaran nilai tertentu serta sifatnya merupakan anjuran. 

Bagaimana bijaknya menentukan besaran sedekah? Saat ini generasi milenial diberikan privilege untuk menentukan preferensi sasaran sedekah, serta cara menyalurkan sedekah yang berbasis teknologi dan online, seperti cara-cara berikut:

1. Memanfaatkan situs Crowdfunding

Situs crowdfunding Kitabisa.com, tercatat telah berhasil menggalang dana hingga Rp 460 miliar dalam lima tahun terakhir. 

Tujuan donasi pun beragam, mulai dari bantuan medis, bencana alam, pembayaran hutang, renovasi masjid, hingga bantuan pendidikan.

Sejumlah publik figur dan influencer Tanah Air pun turun tangan berperan sebagai pembuat kampanye, seperti yang dilakukan aktor Tommy Kurniawan dan Akhmad Fadli. 

BACA JUGA: Fix! Pemerintah Izinkan Swasta Boleh Tunda dan Cicil THR

Tommy dan Fadli berhasil menggalang dana sebanyak USD 20 ribu dan Rp 86 juta hanya dalam waktu tiga hari untuk para pengungsi Rohingya, yang terpapar konflik antar negara Bangladesh dan Myanmar.

Cara ini sesuai bagi karakteristik milenial yang umumnya disibukkan dengan aktivitas bekerja dan kuliah, sehingga mengalami keterbatasan dalam mengakses lembaga sosial maupun rumah ibadah yang membutuhkan. 

Cara sedekah ini dapat dipilih bagi mereka yang memiliki perhatian personal pada isu tertentu, seperti anak-anak, kelompok marjinal, atau infrastruktur masyarakat.

2. Bantuan aplikasi pembayaran online

Lain crowdfunding, lain pula donasi digital. Dilansir dari situs Go-Jek, sejak tahun 2019, bisa menggunakan Go-Pay untuk melakukan donasi digital ke masjid dan yayasan yang telah memiliki QR Code yang terdaftar. 

Karakteristik generasi milenial yang terbiasa dengan budaya cashless, membuat mereka cenderung mengendapkan saldo di aplikasi pembayaran dan e-money sebagai cara bertransaksi.   

Selain Go-Pay, sejumlah situs e-commerce Indonesia juga telah menyediakan layanan untuk berdonasi. 

Tokopedia misalnya, yang telah bermitra dengan sejumlah yayasan bantuan sosial terpercaya seperti Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Aksi Cepat Tanggap (ACT), dan Dompet Dhuafa. 

3. Memanfaatkan fitur autodebet ke yayasan

Apakah Anda pernah dihampiri anggota yayasan sosial di ruang publik seperti halte dan mal, untuk menjadi donatur? 

Jika iya, sebenarnya hal ini adalah salah satu contoh metode penggalangan dana yang memungkinkan Anda menjadi donator tetap.

Metode ini juga memungkinkan donatur mengenal langsung profil yayasan dan informasi alokasi dana yang dikumpulkan.

Umumnya yayasan tersebut memungkinkan donatur untuk berdonasi dengan cara autodebet dari rekening tabungan kita setiap bulannya. 

Cara ini juga bisa dipilih oleh generasi milenial yang tak ingin pusing menyisihkan penghasilannya untuk sedekah. Anda bisa menentukan besaran donasi yang dikehendaki setiap bulannya, serta mendapatkan laporan donasi setiap bulan. 

Tips bagi generasi milenial yang tertarik dengan metode ini, kenali profil yayasan dengan baik, agar donasi yang diberikan dapat dimanfaatkan sesuai dengan tujuannya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina Reporter: Hafid Arsyid
sedekah   zakat   ramadan   bulan puasa   lebaran  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co