Gilang! Kau Hancurkan Kenikmatan Ini...

16 Juli 2020 07:10

GenPI.co - Aku masih tidak mengerti mengapa rasa bersalah ini begitu melekat, hingga membuatku nyaris gila dibuatnya. Setelah kejadian 2 tahun lalu, tidak ada hentinya rasa bersalah terus menghantui.

Berbagai cara aku lakukan untuk melupakannya. Namun, tidak satu pun berhasil. Rasa ini makin terus memuncak bila aku sedang sendirian di apartemen. 

BACA JUGA: Tampang Sok Baik, 4 Zodiak Ternyata Kasar dan Sombong

Tidak jarang aku ingin melakukan bunuh diri dengan melompat dari balkon lantai 18 kamarku. Aku ingin berhenti dihantui rasa bersalah ini. Aku mencintainya tapi tidak seperti ini.

2 tahun silam

Namaku Jessy, aku adalah seorang yatim piatu yang tinggal di Ibu Kota sendirian. Aku tidak terlahir dari keluarga kaya raya. Tapi tempat yang aku tinggali saat ini milik tanteku. Meski begitu, ia jarang balik ke Indonesia karena memiliki suami seorang bule.

Sering merasa kesepian di apartemen, membuat aku sering membawa kekasihku untuk datang dan menginap. Namanya adalah Gilang, pemilik wajah yang manis ini membuat aku jatuh cinta, sejak 6 bulan lalu pindah ke apartemen ini. 

Ia merupakan tetanggaku di tower sebelah, sehingga saat masa PDKT tidak sulit untuk memiliki waktu bertemu.

BACA JUGA: Khasiat Air Rebusan Kayu Manis Bisa Bikin Melongo

Tidak hanya wajahnya yang menawan, perkataanya juga begitu manis, sehingga sering membuat aku hanyut dalam rayunya. Sepulang kuliah ia mengundangku untuk datang ke kamarnya, karena mungkin sudah bosan dengan ruanganku sehingga mencari suasana baru. 

Aku pun memasuki kamarnya, seperti kamar pria pada umumnya berantakan dan bercampur aroma alkohol. Mengetahui hal tersebut aku tidak terkejut, karena memang ia adalah seorang peminum berat.

Terbuai dengan suasana, aku pun dibuat mabuk asmara malam itu bersama dengannya. 

Malam berlalu, pagi hari pun menjelang. 

Aku segera pulang dan bersiap untuk pergi kuliah. Sesampainya di kampus aku merasa tidak enak badan, aku merasa kepalaku pusing hingga tidak fokus lagi dalam kelas.

BACA JUGA: Takdirnya Sukses, Keberuntungan 5 Zodiak Ini Bisa Bikin Kaya Raya

Aku akhirnya memutuskan untuk pulang dan beristirahat. Aku meminta Gilang untuk menjagaku.

"Sayang aku pulang," ucap Gilang, sambil membuka pintu kamar studio apartemenku.

"Kamu lapar nggak? aku lagi masak ramen nih kalo kamu mau biar sekalian," ucapku sambil sibuk memasak.

"Duh Jess, memang kamu tuh calon istri idaman," kata Gilang, sambil memelukku dari belakang.

"Sayang, aku punya berita baik!" ucapku sambil menghadap dirinya dan membalas pelukan itu.

"Apa sih berita baiknya yang lebih baik dari miliki kamu?" tanyanya lembut berbisik ditelingaku.

"Miliki anak dari aku," jawabku sambil semakin erat memeluk Gilang.

"Haha, i hope so honey," balas Gilang.

"Harapanmu sudah terwujud, Taraaaaaa.." ucapku dengan wajah gembira sambil menunjukkan hasil tes kehamilan.

"Apa!? nggak ini nggak bisa Jess, kamu harus gugurin ini anak, aku nggak mau tahu, kalau nggak kita putus," ancam Gilang sambil memegang erat tanganku.

Mendengar hal tersebut, membuat aku habis akal tidak dapat mengontrol emosiku. Hingga akhirnya aku menusuk Gilang dengan pisau yang ada disampingku. 

Luka tusukan tersebut membuat Gilang kehabisan banyak darah hingga segera dilarikan ke rumah sakit dekat apartemen kami.

Tidak ada lagi yang dapat bertanggung jawab atas diriku. Aku merasa malu harus mengaku senang dengan adanya cabang bayi ini. 

Aku merasa takut juga bingung, hingga membuat aku memutuskan untuk mengugurkan kandungan. Aku pergi ke seorang dukun beranak dan melakukan aborsi. Rasa sakitnya benar-benar tidak bisa dilupakan.

Setelah melakukan hal tersebut, aku tidak dapat tenang lagi menjalani hidup, aku sering kali merasa takut sendirian. 

Rasa bersalah ini terus menghantui diriku, seakan aku sudah benar-benar membunuh apa yang menjadi bagian dari diriku.

Terus merasa bersalah dengan apa yang aku lakukan pada diriku dan calon buah hati. Membuat aku takut untuk bertemu dengan orang banyak tak terkecuali menemui Gilang. 

Setelah ia sadar dari koma, kami mengakhiri hubungan dan menganggap tidak pernah mengenal ia sebelumnya.

Aku pun tinggal seorang diri kembali tanpa berusaha membuka hati pada yang lain. Ini adalah keputusanku, biar aku tinggal selamanya bersama diriku sendiri.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co