Penting bagi Ortu untuk Pahami Bahaya Gangguan Mental pada Anak

11 Oktober 2020 16:20

GenPI.co - Gangguan mental bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Organisasi kesehatan Dunia (WHO) mencatat 15% anak remaja di negara berkembang berpikiran untuk bunuh diri. Mereka dari golongan kelompok anak usia 15-19 tahun.

Melihat fakta itu, psikolog anak, Annelia Sari Sani, S.Psi, mengungkapkan, para orang tua sebaiknya lebih jeli terhadap gejala-gejala yang sering tak terlihat pada anak.

BACA JUGAWaspada, Moms! Usia Anak-anak dan Remaja Rawan Gangguan Mental

“Tidak seperti gangguan kesehatan lainnya, tanda-tanda gangguan kesehatan mental, terlebih pada anak, cenderung sulit untuk dilihat," ujar Annelia kepada GenPI.co, belum lama ini.

Menurut Annelia, gangguan mental pada usia anak hingga remaja dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka termasuk menyebabkan masalah pada perilaku, gangguan emosional dan sosial.

Sementara itu Asaelia Aleeza, Co-founder Ubah Stigma, sebuah komunitas peduli kesehatan mental menjelaskan masih banyak stigma negatif yang kerap diterima oleh penderita gangguan mental di Indonesia.

“Saat kami berinteraksi dengan anak muda yang mengalami gangguan mental, stigma yang paling sering ditemui adalah rasa malu dan bingung. Mereka malu mengakui bahwa memiliki gejala-gejala gangguan mental." jelasnya.

Oleh karena itu, Asaelia percaya bahwa dengan membuka komunikasi dua arah secara lebih intensif dengan orang tua, maka penanganan gangguan kesehatan mental dapat dilakukan sejak dini. 

BACA JUGAJaga Kesehatan Jiwa di Tengah Pandemi: 6,8% Kena Gangguan Cemas

"Pemanfaatan telemedicine juga menjadi salah satu solusi deteksi dan konsultasi gangguan mental pada anak secara lebih mudah, aman, dan terjangkau dengan privasi yang tetap terjaga," tandasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah Reporter: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co