GenPI.co - Tak hanya sekadar alat perlindungan, kini masker sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Seperti baru-baru ini muncul tren masker antimikroba.
Namun, apa benar fungsi antimikroba bisa memberikan perlindungan ekstra selama pandemi?
Pandemi covid-19 membuat banyak merek fesyen dan pakaian olahraga berlomba-lomba membuat masker wajah yang dihiasi logo dan pola menarik.
BACA JUGA: Selama Pandemi, Masker Wajah Masih Menjadi Tren Fesyen
Beberapa bulan lalu, lini fesyen ternama Burberry memperkenalkan masker yang menurut mereka dapat menangkal mikroba dan kuman. Masker wajahnya bermotif khas Burberry dan hadir dalam dua warna, krem dan biru.
Bahan antimikroba ini diklaim dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri, jamur, hingga mengurangi aktivitas virus.
Masker dengan nama Under Armour multilapis ini terjual habis dalam waktu kurang dari satu jam saat dirilis musim panas lalu.
Menurut peneliti senior Stanford Anesthesia Informatics and Media (AIM) Amy Price, tanpa pengujian ilmiah yang baik akan sulit menilai apakah bahan antimikroba ini dapat melindungi pemakainya dari virus corona.
“Kadang-kadang klaim dibuat, tapi maskernya tidak diuji dengan virus yang sebenarnya,” kata Price kepada CNN.
Price juga mengatakan bahwa ada sejumlah variabel yang menentukan seberapa besar proteksi suatu produk. Masyarakat dituntut untuk jeli agar membeli produk yang benar-benar aman.
BACA JUGA: Masker Kain Jadi Penyelamat Industri Fesyen dari Keterpurukan
“Apa pun yang ditaruh di wajah anda, pastikan itu benar-benar sesuatu yang aman dan disetujui oleh badan pengawas obat dan makanan,” ujarnya.
Bahan tekstil antimikroba bukannya tidak berpotensi untuk dibuat, tapi pengembangannya tak pernah menujukkan studi yang lengkap.
“Dan ini sama sekali tidak boleh dipasarkan dulu sebelum hasilnya diperiksa dan diuji klinis dengan baik,” ujar Price.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News