GenPI.co - Desainer busana Wignyo Rahadi bersyukur dirinya memiliki pelanggan yang loyal selama 20 tahun bergelut di bisnis tersebut.
Hal itu ia sampaikan dalam acara 20 Tahun Designer Wignyo Rahadi Berkarya di Butik Tenun Gaya, Cipete Jakarta Selatan, Kamis (17/12).
Kini, pelanggannya sangat beragam, mulai dari perempuan dewasa, perempuan muda, remaja, hingga laki-laki dewasa.
BACA JUGA: Tropical Vibes, Modernitas Tenun Pringgasela Kreasi Wignyo Rahadi
"Bahkan, lebih banyak lagi bapak-bapak yang beli. Dari 2006, sejak saya bikin baju untuk Presiden SBY, mereka banyak yang datang ke saya," paparnya.
Wignyo sudah bergelut di dunia fesyen, terutama kerajinan tenun, sejak tahun 1995. Dia lalu memperdalam pengetahuan teknik Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) pada 2000.
Setelah itu, Wignyo mendirikan usaha tenun bernama Tenun Gaya di Sukabumi, Jawa Barat.
Wignyo konsisten mengembangkan desain dan teknik kerajinan tenun ATBM yang menghasilkan ragam kreasi baru, seperti anyaman bintik, salur bintik, dan benang putus.
Dia mengaku terinspirasi dari motif kain tradisional dan memodifikasinya dengan sentuhan modern agar dapat diterima lintas generasi.
"Kami modifikasi agar bisa lebih dikenal, disuka, dan dipakai oleh banyak orang di Indonesia," kata Wignyo.
Namun, dia menegaskan bahwa kain yang asli tetap harus dijaga.
"Memang beda dengan yang asli, tapi saya tak merasa menyalahi adat. Karena, kami memang tujuannya tidak untuk adat, kami untuk bisnis," tegasnya.
BACA JUGA: Menuju Pusat Fesyen Muslim Dunia, NTB Gandeng Desainer Wignyo
Wignyo Rahadi sudah mendapat beberapa penghargaan atas karya tenunnya, seperti UNESCO Award of Excellence for Handicraft in South East Asia 2012.
Selain itu UPAKARTI 2014 dalam kategori Jasa Pengabdian pada Bidang Usaha Pengembangan Industri Tenun, dan One Village One Product (OVOP) bintang 4 dari Kementerian Perindustrian pada 2015.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News