Tak dipungkiri, perkembangan teknologi telah meredupkan aktivitas berkirim surat secara perlahan. Para pecinta perangko atau filateli pun juga mulai menghilang. Hal ini terlihat pula dari sepinya kunjungan wisatawan di Museum Perangko Indonesia.
Saat GenPI.co bertandang ke museum yang berada di area Taman Mini Indonesia Indah (TMII) belum lama ini, nampak situasi yang amat lengang. Hanya ada satu dua petugas yang berjaga. Padahal museum ini memiliki lingkungan yang sangat nyaman dan luas. Nuansa Bali dan Jawa sangat terlihat pada arsitektur gapura dan ruangan.
Baca juga: Pos Indonesia, Tertatih Ditempa Gempuran Zaman
“Sejak jaman krismon kesini itu peminat perangko udah mulai berkurang. Museum jadi sepi. Kecuali yang memang hobi koleksi perangko biasanya datang beberapa ke sini,” ungkap Sarjono, Humas Museum Perangko Indonesia saat berbincang dengan GenPI.co.
Menurut Sarjono, jumlah pengunjung museum saat ini tak bisa diprediksi. Hal ini bisa ditentukan dari ramainya TMII saat musim tertentu, seperti liburan sekolah dan akhir pekan. Ia tak menyebut berapa kisaran pengunjung dalam sehari, namun menurutnya tak selalu ramai. Bahkan kadang dalam sehari tak ada pengunjung sama sekali.
“Kalo soal rame tergantung dengan Taman Mini. Kalo hari biasa 1 atau 2 orang. Weekend kadang bisa lebih. Kadang gak ada pengunjung juga pernah,” terangnya.
Melihat minimnya minat pengunjung dan pecinta pos beberapa tahun belakangan, pihaknya telah melakukan upaya strategis untuk kembali meramaikan museum. Langkah awal adalah melakukan sosialisasi ke beberapa sekolah jenjang TK di wilayah DKI untuk melakukan kegiatan mengirim surat di museum.
“Sekarang kita ngejar ke anak TK. Ayo kita belajar ke kantor pos. Mereka suruh bikin surat darisini lalu kirim ke orang tuanya di rumah,” tambahnya.
Dalam kegiatan ini, para siswa TK dengan leluasa diajarkan cara menempelkan perangko, menulis surat sendiri lalu dikirim ke kantor pos. Untuk satu siswa hanya diminta mengganti biaya Rp 4 ribu buat beli perangko dan suratnya.
Selain itu, program ini juga diisi dengan lomba perangko kreatif. Dimana para siswa bisa bebas mengarang cerita sesuai dengan gambar perangko tersebut. Lalu juga ada lomba mewarnai. Biasanya kegiatan ini dilakukan saat ulang tahun Taman Mini.
“Kita juga kerjasama dengan kampus di Jakarta. Kan biasanya suka ngadain wisuda. Nah kita buat perangko prisma sebagai bentuk kenang-kenangan mereka,” ucapnya.
Lebih lanjut Sarjono berharap, agar guru-guru di sekolah bisa mengajak anak didiknya untuk berkunjung museum. Sebab apabila dari kecil siswa diajarkan untuk mencintai sejarah dan museum maka sampai kapanpun keberadaan museum akan terus diminati.
Untuk Sobat GenPI yang ingin berkunjung ke museum perangko, bisa dilakukan setiap hari mulai pukul 8 pagi hingga 4 sore. Hanya dengan membayar tiket Rp 5 rupiah saja, Anda bisa mendapatkan pengetahuan mahal soal sejarah perangko dan Pos Indonesia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News