GenPI.co - Dalam peristiwa itu, peristiwa yang terjadi di KM 50 Tol Cikampek, 7 Desember silam, para laskar FPI yang meregang nyawa di tangan polisi memang sejak awal berkeinginan untuk untuk melawan.
Hal ini dibeber Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik dalam diskusi crosscheck from home yang ditayangkan Medcom.id dalam saluran YouTube, Minggu (17/1).
BACA JUGA: Ngeri! Pakar Intelijen Bongkar Kelompok yang Anti-Calon Kapolri
Dalam diskusi itu, Damanik menyebut dari 137 ribu lebih screen capture dan 8000 video terlihat bahwa ada iring-iringan mobil rombongan Rizieq Shihab yang mengarah ke Megamendung dan berjalam dengan kecepatan konstan 80 km/jam.
“Ada dua mobil laskar di belakang yang jauh juga tertinggal. Itulah yang kemudian melakukan penghalang-halangan terhadap petugas yang sedang membuntuti,” kata Damanik.
Ia melanjutkan, pembuntutan itu adalah normal dalam penegakkan hukum karena Rizieq tak memenuhi 2 kali pemanggilan polisi.
"Dua mobil ini kemudian melakukan provokasi dan macam-macam. Itu kami ketahui dari Voice note, di mana ada kata-kata ‘tahan’, ‘tubruk’,” beber Damanik.
Kemudian, lanjutnya, dua mobil laskar tersebut keluar dari tol, sementara rombongan melaju terus.
Damanik menambahkan, dari keterangan yang pihaknya kumpulkan dari berbagai pihak, termasuk dari laskar FPI di mobil tahu bahwa mereka dibuntuti polisi.
“Sebelum ada tembakan, ada suara-suara yang kelihatan menikmati pergulatan itu. Ketawa-ketawa dari dari Voice Note. Mereka ketawa-ketawa karena sudah bisa mengakali polisi,” jelas dia.
Kemudian, terjadi saling tembak antara polisi dan laskar FPI. Dari rekaman voice note diketahui ada yang menangis karena kena tembakan. Terdengar pula ada yang mengatakan untuk serang balik.(*)
BACA JUGA: Mengenai Kasus KM 50 Tol Cikampek, Pupus Sudah Harapan FPI
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News