Maladewa Hancur Lebur, Eks Presiden Mohamed Nasheed Dibuat Kritis

08 Mei 2021 19:38

GenPI.co - Polisi di Maladewa mengatakan ledakan yang membuat Mohamed Nasheed, mantan presiden negara dan ketua parlemen saat ini, dalam kondisi kritis karena 'tindakan teror yang disengaja'.

Dilaporkan pemimpin partai berkuasa berusia 53 tahun itu dilarikan ke rumah sakit di ibu kota, Male, setelah sebuah perangkat yang terpasang pada sepeda motor meledak sekitar pukul 20.30 waktu setempat pada hari Kamis (6/5/2021) lalu.

BACA JUGA: Ya Ampun, 8 Anak Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Kamerun

Tetapi, dia tetap dalam perawatan intensif setelah menjalani prosedur terakhir, kritis, dan menyelamatkan nyawa.

Nasheed membutuhkan beberapa operasi selama 16 jam untuk menghilangkan pecahan peluru dan mengobati luka yang mengancam jiwa di kepala, dada, perut dan dada.

Komisaris Polisi Mohamed Hameed mengatakan belum ada penangkapan, tetapi pihak berwenang berusaha mengidentifikasi empat orang yang berkepentingan yang diketahui karena perilaku mencurigakan di tempat kejadian perkara.

“Layanan keamanan negara, termasuk Pasukan Pertahanan Nasional Maladewa, dan Layanan Polisi Maladewa, saat ini mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan keselamatan dan keamanan warga negara dan meningkatkan langkah-langkah perlindungan di wilayah Male,” ujarnya, seperti dilansir dari Aljazeera, Sabtu (8/5/2021).

Sementara, asisten Komisaris Polisi Mohamed Riyaz menambahkan penemuan awal menunjukkan bahwa bom itu tidak dibuat dengan bahan peledak kelas militer.
 
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas pemboman yang terjadi saat Nasheed hendak memasuki mobilnya di jalan raya utama yang membelah dua kota yang padat itu.

BACA JUGA: Polisi Jerman Tangkap Pria Suriah yang Rencanakan Serangan Bom

Selain itu, tiga pengawal militer Nasheed bersama dengan dua pengamat, seorang pria Maladewa berusia 41 tahun dan pria Inggris berusia 70 tahun juga menderita luka ringan.

Sedangkan, dua ahli dari polisi federal Australia akan membantu penyelidikan, sementara dua ahli Inggris dari Kantor Narkoba dan Kejahatan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang saat ini berbasis di Maladewa juga bekerja dengan tim investigasi.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co