Wow, Senjata Usang Siap Tempur Milik China-Rusia Disita Amerika

10 Mei 2021 21:38

GenPI.co - Angkatan Laut Amerika Serikat mengatakan telah menyita sejumlah besar senjata ilegal Rusia dan China dari kapal tanpa kewarganegaraan yang berlayar di perairan internasional Laut Arab utara.

Armada Kelima AS, yang bermarkas di Bahrain, mengatakan pada Minggu bahwa kapal penjelajah berpeluru kendali USS Monterey mencegat kapal itu dan menemukan kargo itu selama naik rutin dalam operasi dua hari pada 6-7 Mei.

BACA JUGA: Wow... Ternyata Ini Senjata Tempur Paling Ditakuti di Dunia

"Cadangan senjata termasuk lusinan peluru kendali anti-tank canggih buatan Rusia, ribuan senapan serbu Tipe 56 China, dan ratusan senapan mesin PKM, senapan sniper dan peluncur granat berpeluncur roket," kata mereka dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Aljazeera, Senin (10/5/2021).

Senjata-senjata itu dalam tahanan AS dan sumber serta tujuan yang dimaksudkan sedang diselidiki.

Armada Kelima juga menyatakan Monterey beroperasi selama 36 jam, memberikan keamanan bagi tim yang naik pesawat.

"Setelah semua kargo ilegal dipindahkan, dhow dinilai layak laut dan setelah ditanyai awaknya diberi makanan dan air sebelum dilepaskan," jelas mereka.

Dhow adalah kapal layar tradisional di Timur Tengah.

Pernyataan tersebut tidak menunjukkan dari mana kapal itu berasal, tetapi mengatakan patroli rutin Angkatan Laut AS di wilayah tersebut telah mengganggu pengangkutan kargo gelap yang sering mendanai terorisme dan aktivitas melanggar hukum.

BACA JUGA: Memalukan, Pesawat Siluman AS Keok Oleh Senjata Usang Serbia

Itu adalah larangan terbaru oleh para pelaut Amerika di tengah perang berkepanjangan di Yaman. Angkatan Laut tidak mengidentifikasi dari mana mereka percaya pengiriman itu berasal.

Namun, bermacam-macam senjata di atas kapal itu mencerminkan pengiriman lain yang disita oleh AS dan pasukan sekutu di wilayah yang kemudian digambarkan akan menuju ke Yaman, di mana pemberontak Houthi yang berpihak pada Iran telah memerangi koalisi militer yang dipimpin Saudi untuk mendapatkan kendali. negara itu sejak 2015 silam.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co