Intifada vs Agresi Militer Israel, Hasilnya Bikin Kaget

17 Mei 2021 15:40

GenPI.co - Agresi militer Israel ke Gaza seperi tak ada habisnya. Seruan intifada pun terdengar. Saat intifada vs agresi militer Israel beradu, hasilnya ternyata bikin kaget.

Dalam melawan agresi militer Israel, intifada ini punya kekuatan besar. Gelonbang perlawanannya bikin merinding.

BACA JUGA: Rudal Hamas Tak Pernah Habis, Penyuplainya Bisa Bikin Kaget

Gerakan intifada ini hampir setiap saay mampu memutus mitos Zionis Israel tak terkalahkan.

Menurut analis Timur Tengah, Ann M. Lesch, dunia luar memandang Intifada sebagai letusan yang terjadi setelah masa-masa sunyi.

Gaza dipandang bukan sebagai lokasi yang cocok untuk perang. Tapi warga yang tertindas punya hak untuk melawan. 

Lesch melukiskan Intifada laiknya pressure cooker—alat masak yang di Indonesia kerap disebut panci presto yang siap meledak.

"Dasar terjadinya Intifada terletak di transformasi sosial 1980-an dan aktivisme yang bergejolak pada 1987," sebut Lesch.

Dasarny ada. Semua dipicu oleh gempuran Israel ke Palestina di Jalur Gaza.

Israel beralasan mereka sedang mempertahankan diri. Tetapi sebenarnya mereka ingin menguatkan posisi pendudukan atas tanah Palestina. 

Yang terjadi adalah tanah-tanah Palestina diduduki.Tanah dan rumah mereka dirampas.

Belakangan, rakyat Palestina makin terluka menyusul perampasan rumah-rumah mereka di Sheikh Jarrah di Yerusalem al-Quds.

Penindasan dan diskriminasi rezim Zionis terhadap Palestina ini kemudian menyebabkan pemberontakan publik.

Mosayyeb Naimi, seorang ahli Timur Tengah dan direktur pelaksana surat kabar al-Wefaq, seperti dikutip IRNA, Iran, menulis soal ini.

Ada memo tentang runtuhnya mitos-mitos Zionis Israel, yang telah diterbitkan oleh surat kabar Iran pada hari Sabtu. 

Dia mencatat, Intifada Al-Quds berlanjut di tahun-tahun dan dekade sebelumnya.

Tetapi situasi di lapangan dan di arena internasional berbeda kali ini.

Kelompok perlawanan di Palestina kali ini telah meningkatkan kemampuan militer mereka.

Para pejuang Palestina ini jauh lebih siap dari sebelumnya. Semuanya siap mewujudkan perjuangan dan pembebasan Palestina.

Di atas kertas Israel memang di atas Palestina. Militernya lebih kuat. Mesin perangnya lebih menakutkan. 

Tapi perjuangan Palestina mampu mengubah keseimbangan menakutkan ini.

Sekarang hampir seluruh negara di dunia berpihak pada Palestina.

Ini mirip dengan strategi gerakan Hizbullah Lebanon dalam menghadapi tentara Zionis.

Zionis yang coba diperlihatkan tangguh lewat serangan-serangan rudal ke Palestina sebetulnya sudah mulai rapuh. 

Pemerintah Israel tidak bisa menahan lagi kaburnya warga Israel dari rumah-rumah mereka di permukiman-permukinan yang dibangun dengan biaya mahal.

Banyak warga Israel kembali ke negara-negara asal mereka di Eropa, Amerika, dan Afrika.

Kelompok perlawanan dan pejuang Palestina mendapatkan pengalaman yang baik selama perang sebelumnya.

BACA JUGA: Pangkalan Militer dan Pabrik Kimia Israel Ditembus Rudal Hamas

Naimi mengatakan para pejuang Palestina ini berencana memperluas cakupan konflik dan menciptakan ketakutan serta kepanikan di antara kaum Zionis. 

Sebagai akibat dari taktik tersebut, lebih dari 70 persen Zionis telah dipaksa pergi ke tempat penampungan, meninggalkan permukiman mereka. Inilah imbas dari kekuatan intifada Palestina. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co