Eks Pilot Jet Tempur Israel Sebut Zionis Penjahat Perang

18 Mei 2021 15:10

GenPI.co - Ada ucapan menggetarkan yang dilontarkan eks pilot jet tempur Israel. Dia lantang menyebut zionis adalah penjahat perang.

Mantan pilot Angkatan Udara Israel itu bernama Yonatan Shapira. Dan semua curahan hatinya diutarakan lantaran nuraninya merasa terusik.

BACA JUGA: Habib Rizieq Teriak Penindasan, Sasarannya Israel

Shapira mengatakan, pendudukan Israel terhadap Palestina adalah sebuah kejahatan perang.

Tindakan Shapira dan teman-temannya yang mengundurkan diri dari militer membawa pesan besar.

Pesan kepada kepada orang-orang Israel, pemerintah dan seluruh dunia sangat jelas.

Dia ingin mengatakan bahwa tindak kriminal dan kejahatan perang saat ini sedang berlangsung.

"Pendudukan ini adalah tindak kriminal yang sedang berlangsung dan kejahatan perang," ujar Shapira seperti dilansir dari Anadolu Agency, Senin (17/5/2021).

Dia bersama banyak temannya tidak ingin terus mengambil bagian dalam kejahatan perang ini. 

Shapira mengatakan, tujuannya bergabung dengan militer adalah untuk melindungi warga.

Namun, jika ingin melindungi warga, dia harus berada di samping Palestina dan bukan menjadi bagian dari tentara Israel.

"Ini proses psikologis dan sangat sulit. Begitu menyadari bahwa Anda adalah bagian dari organisasi teroris, Anda harus mengatakan tidak. Anda harus mengambil konsekuensi," ujarnya.

 Setelah keluar dari militer, Shapira bekerja di tempat lain. Namun, dia dipecat dari semua pekerjaannya.

Itu lantaran dia ikut menyuarakan dan mendukung hak-hak Palestina dan memusuhi Israel.

Shapira sampai harus menggelar konferensi internasional untuk mengungkap kejahatan perang zionis terhadap Palestina.

Saat ini, Shapira telah pindah dan melanjutkan hidupnya di Norwegia.

"Saya adalah bagian dari Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi. Israel adalah negara apartheid. Dan saya mengatakan pemerintah dan komandan saya adalah penjahat perang," kata Shapira.

Dia menyadari selama Intifada kedua, apa yang dilakukan Angkatan Udara dan militer Israel adalah kejahatan perang.

Ada teror terhadap populasi jutaan orang Palestina. Dan saat menyadari itu, dia tidak hanya memutuskan untuk pergi.

Dia juga mengajak pilot lain untuk menolak mengambil bagian di dalam kejahatan ini.

BACA JUGA: Taktik Gerilya Brigade Al Qassam Bisa Bikin Israel Rontok

Shapira mengatakan, seorang anak di Israel dibesarkan dalam pendidikan militeristik Zionis yang sangat kuat.

Mereka tidak mengetahui apa pun tentang Palestina, termasuk tentang Hari Nakba pada 1948 dan penindasan yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina.

"Mereka dikirim untuk melempar rudal dan bom di pusat kota Palestina. Pada titik tertentu, saya menyadari bahwa ini adalah tindakan terorisme," kata Shapira. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co