GenPI.co - Kepala Operasi IDF, Mayor Jenderal Aharon Haliva mengaku pihaknya kurang mengantisipasi serangan kelompok Hamas pada pekan lalu.
Hal itu dikatakannya dalam sebuah wawancara on-air dengan lembaga penyiaran publik Kan, Selasa (18/5).
BACA JUGA: Data Intel Israel Soal Pemboman Gedung Media di Gaza, Isinya...
Pihak Israel percaya kala itu Hamas dan masyarakat di Jalur Gaza sedang dalam persiapan untuk menghadapi perayaan idulfitri yang semakin dekat.
Alih-alih melakukan aksi yang bentrok dengan Israel, Hamas dianggap diam agar penduduk setempat dapat menikmati hari raya dengan damai.
“Saya tidak menilai bahwa Hamas akan menembakkan roket ke Yerusalem. Tapi mereka melakukan kesalahan terbesar Hamas telah membayar harga untuk itu, dan akan terus melakukannya, ” beber Haliva dalam wawancara itu.
Dia menyebut, pihak yang patut dipersalahkan dalam konflik tersebut adalah pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan kepala militer Hamas Muhammad Deif.
Haliva mengatakan, kedua orang itu percaya bahwa mereka dapat menembak ke Yerusalem dan itu akan berakhir dengan tanggapan terbatas dari IDF
“Dan mereka akan melihat kembali keputusan itu dan menganggapnya sebagai kesalahan yang signifikan, ”tegasnya dalam wawancara di luar Markas IDF di Tel Aviv itu.
BACA JUGA: Israel Hajar Hamas Pakai Rudal Presisi, Tak Disangka Beli dari...
Kelompok Hamas telah menembakkan lebih dari 3.500 roket ke Israel sejak Senin lalu, dan memicu pembalasan besar-besaran dari Israel.
Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza menyebut, setidaknya 213 warga Palestina telah tewas sejauh ini. Sekitar 60 orang dari korban itu adalah anak.
Sementara di pihak Israel, Terdapat 12 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat tembakan roket di Gaza.
Di antara korban tewas terdapat bocah lelaki berusia 5 tahun dan seorang gadis berusia 16 tahun.(*)
BACA JUGA: Tawaran Menggiurkan Jika Indonesia Berdamai Dengan Israel, Tetapi
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News