GenPI.co - Dua puluh delapan pesawat angkatan udara China, termasuk pesawat tempur dan pembom berkemampuan nuklir, memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan pada hari Selasa (15/6).
Otoritas di Taiwan menyebut, itu adalah pamer kekuatan terbesar yang dilaporkan hingga saat ini.
Beijing sendiri belum memberikan komentarnya, Namun aksi ini dilakukan setelah kelompok negara G7 mengecam China pada hari Minggu (13/6) terkait serangkaian masalah di Selat Taiwan.
Negara G7 juga menekankan kepada China akan pentingnya perdamaian dan stabilitas di kawasan itu.
Taiwan sendiri selama beberapa bulan belakangan kerap menyalahkan aksi berulang oleh angkatan udara China di sekitar kawasannya.
Kekuatan militer China sendiri terkonsentrasi di di bagian barat daya zona pertahanan udaranya di dekat Kepulauan Pratas yang dikuasai Taiwan.
Misi China terbaru melibatkan 14 pesawat tempur J-16 dan enam J-11, serta empat pembom H-6, yang dapat membawa senjata nuklir.
:Ada pula pesawat anti-kapal selam, peperangan elektronik dan peringatan dini,” kata Kementerian Pertahanan Taiwan.
Itu adalah aksi harian terbesar sejak kementerian itu mulai secara teratur melaporkan kegiatan Angkatan Udara China di ADIZ Taiwan tahun lalu.
Kampanye mliliter itu dikatakan emecahkan rekor sebelumnya 25 pesawat yang dilaporkan pada 12 April.
Kemenhan Taiwan menambahkan bahwa pesawat tempur Taiwan dikirim untuk mencegat dan memperingatkan pesawat China. Sementara sistem rudal juga dikerahkan untuk memantau mereka.
Pesawat China tidak hanya terbang di daerah yang dekat dengan Kepulauan Pratas, tetapi juga pesawat pembom dan beberapa pesawat tempur terbang di sekitar bagian selatan Taiwan dekat dengan ujung bawah pulau itu.
China di masa lalu menggambarkan misi seperti itu diperlukan untuk melindungi kedaulatan negara dan menangani "kolusi" antara Taipei dan Washington.
Amerika Serikat, yang seperti kebanyakan negara tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, telah menyaksikan dengan waspada meningkatnya ketegangan dengan Beijing.
China menggambarkan Taiwan sebagai masalah teritorialnya yang paling sensitif dan garis merah yang tidak boleh dilintasi Amerika Serikat.(TJP)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News