GenPI.co - Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dilaporkan bergerak ke Maroko pada Rabu (17/6) untuk bertemu dengan politisi oposisi setempat.
Pembicaraan antara Haniyeh dan para politisi itu diselenggarakan Kamis (18/6) dengan bahasan untuk membangun dukungan bagi perjuangan Palestina.
Kunjungan Haniyeh terjadi di tengah makin mesranya hubungan pemerintah Maroko dengan Israel.
Haniyeh, yang berada di Maroko selama 4 hari, telah bertemu dengan PJD Islam, partai terbesar dalam koalisi pemerintahan setempat.
Maroko pada bulan Desember telah memutuskan untuk meningkatkan hubungan dengan Israel dalam kesepakatan dengan Amerika Serikat.
Kesepakatan itu mencakup pengakuan AS atas kedaulatan Rabat atas Sahara Barat, sebuah wilayah yang diinginkan oleh Front Polisario yang didukung Aljazair menjadi negara merdeka.
Hamas, kelompok Islam yang menguasai Gaza dan yang terlibat konflik 11 hari dengan Israel pada bulan Mei, telah mengkritik Maroko atas kesepakatan dengan Israel.
Kunjungan Haniyeh merupakan upaya untuk mencari dukungan yang lebih luas bagi warga Palestina pasca konflik Gaza.
Di Maroko, kunjungan tersebut dipandang sebagai cara untuk menunjukkan bahwa Rabat masih mendukung warga Palestina meskipun hubungan mereka lebih bersahabat dengan Israel.
Haniyeh bertemu dengan pembicara dari dua kamar parlemen Maroko dan delegasi dari PAM, partai oposisi terbesar di parlemen. Dia juga akan bertemu dengan politisi lain.
Sebelumnya, Raja Mohammed VI, otoritas tertinggi di Maroko, mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri baru Israel Naftali Bennett.
Raja juga mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.
Dengan pemilihan parlemen pada bulan September, partai politik Maroko ingin menunjukkan dukungan mereka untuk Palestina setelah protes bulan lalu terhadap kesepakatan Israel.
Perdana Menteri Maroko Saad Dine El Otmani mengadakan resepsi untuk Haniyeh pada hari Rabu dalam kapasitasnya sebagai pemimpin PJD.
Dia mengatakan raja berjanji upaya untuk mempertahankan kedaulatan atas Sahara Barat tidak akan "dengan mengorbankan rakyat Palestina".
Memenangkan pengakuan internasional atas kedaulatannya atas Sahara Barat adalah tujuan utama kebijakan luar negeri Maroko.(Reuters)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News