GenPI.co - Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, dan Inggris memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap entitas dan pejabat Belarusia praktik represif negara terhadap rakyatnya sendiri.
Negara-negara barat itu juga mengatakan kepada pemerintahan Presiden Alexander Lukashenko untuk bekerja sama terkait penyelidikan atas pendaratan paksa penerbangan Ryanair di sana pada bulan Mei lalu.
Kala itu, jurnalis Roman Protasevich dan pacarnya Sofia Sapega, yang berada di dalam pesawat ditangkap oleh aparat hukum Belarus.
"Kami bersatu dalam keprihatinan mendalam kami mengenai serangan berkelanjutan rezim Lukashenko terhadap hak asasi manusia, kebebasan fundamental, dan hukum internasional," kata pernyataan bersama negara sekutu pada hari Senin (20/6).
Kelompok negara itu mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk mendukung aspirasi demokrasi rakyat Belarus yang telah lama ditekan oleh rezim.
Tindakan terkoordinasi tersebut mencerminkan meningkatnya frustrasi Barat atas Belarus, yang jatuh ke dalam krisis sejak tahun tahun lalu.
Para demonstran telah turun ke jalan untuk memprotes pemilihan presiden yang dianggap sarat kecurangan.
Namun belum ada reaksi dari Presiden Lukashenko atas penetapan sanksi dari negara-negara barat itu.
Dia sejauh ini telah mengatasi protes dengan tindakan keras. Dia juga membantah mencurangi pemungutan suara dan menuduh jurnalis Roman Protasevich merencanakan sebuah revolusi.
Pemimpin veteran itu juga semakin beralih ke Rusia untuk mendapatkan dukungan.
Uni Eropa mengatakan pihaknya memberlakukan larangan perjalanan dan pembekuan aset pada 78 pejabat - termasuk menteri pertahanan dan menteri transportasi Belarusia, komandan angkatan udara, hakim dan anggota parlemen - serta entitas, yang biasanya perusahaan, bank, atau asosiasi.
Ini berarti bahwa total 166 orang dan 15 entitas sekarang berada di bawah tindakan pembatasan Uni Eropa.
Pada pertemuan di Luksemburg, blok itu mengatakan pihaknya juga menyusun sanksi ekonomi yang menurut Austria akan "mengencangkan sekrup" pada pemerintah Belarusia.
"Keputusan ini dibuat dengan mempertimbangkan eskalasi pelanggaran hak asasi manusia yang serius di Belarus dan represi kekerasan masyarakat sipil, oposisi demokratis dan wartawan," kata sebuah pernyataan.(Aljazeera)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News