GenPI.co - Titah Presiden AS tegas. Joe Biden menginstruksikan CIA menyelidiki serangan siber yang menyerang ratusan bisnis di AS. CIA pun langsung bergerak.
Serangan yang diduga dilakukan kelompok peretas Rusia langsung diselidiki. Semua fokus mengarah ke temuan di lapangan.
Diberitakan sebelumnya, ratusan unit bisnis di AS dilaporkan tengah menghadapi serangan siber.
Ransomware itu membajak perangkat lunak manajemen teknologi dari pemasok Kaseya yang banyak digunakan pebisnis di AS.
Kaseya mengaku telah mendeteksi serangan tersebut lebih dini dan mematikan server sebagai langkah pencegahan.
Kaseya sendiri diketahui memiliki setidaknya lebih dari 40 ribu pelanggan. Namun, tak semuanya menggunakan perangkat lunak yang sama dengan yang diserang ransomware.
Kaseya mengaku telah berhasil mengidentifikasi sumber penyerangan. Diyakini, serangan dilakukan kelompok peretas yang dikenal dengan julukan REvil.
Sebelumnya, perusahaan keamanan Huntress Labs mencurigai kelompok ransomware Revil.
Itu adalah kelompok peretas yang berbasis di Rusia. Mereka diduga bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Bulan lalu, Biro Investigasi Federal (FBI) juga menyalahkan kelompok yang sama di balik serangan pada JBS, salah satu prosesor daging terbesar.
Namun, Biden mengaku belum sepenuhnya yakin akan kecurigaan tersebut.
"Kami tidak yakin siapa yang berada di balik serangan itu. Awalnya kami berpikir bukan pemerintah Rusia, tapi kami belum yakin," kata Biden seperti dilansir dari Reuters.
Biden telah mengerahkan CIA untuk menyelidiki serangan tersebut. Amerika dipastikan akan merespons jika Rusia terbukti bertanggung jawab atas serangan.
Selama pertemuan di Jenewa, Biden sempat mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menindak peretas siber yang berasal dari Rusia.
Biden mengingatkan konsekuensi yang akan didapat Rusia jika serangan ransomware sejenisnya terus berkembang.
"Jika itu disebabkan Rusia, saya memberi tahu Putin bahwa kami akan merespons," ujar Biden. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News