GenPI.co - Titah baru Presiden Amerika Serikat Joe Biden bisa bikin gemetar. Drone CIA sangat mungkin bisa serang Afghanistan.
Saat ini, penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dari Afghanistan hampir selesai.
Namun Presiden Joe Biden masih belum menyelesaikan kebijakan untuk mengejar teroris di negara itu setelah pasukan AS pergi.
Selama bertahun-tahun, CIA dan militer AS memiliki wewenang luas untuk membunuh tersangka teroris di Afghanistan.
Mereka menargetkan keputusan yang dapat dibuat pejabat senior militer dan intelijen dan tidak selalu memerlukan persetujuan akhir dari Gedung Putih.
Militer AS juga akan mempertahankan otoritas untuk melakukan serangan terhadap Taliban untuk mendukung pasukan Afghanistan, seperti yang dilaporkan CNN.
Otoritas itu tidak harus mencakup operasi kontra-terorisme di Afghanistan terhadap mereka yang diduga merencanakan serangan terhadap tanah air AS atau sekutu.
Saat Biden bersiap untuk mengakhiri perang, NSC sedang mempelajari apakah akan meningkatkan standar bagi CIA dan Pentagon untuk melakukan serangan drone.
Ada juga serangan komando yang mematikan yang ikut dirancang begitu pasukan AS pergi.
Sumber mengatakan kepada CNN bahwa pemerintahan Biden juga masih memperdebatkan apakah akan menghapus penunjukan zona tempur untuk Afghanistan.
Bila titah Biden membawa hawa perang, serangan drone ke Afghanistan diyakini bakal sulit dihindari.
"Saat kita mengakhiri keterlibatan di Afghanistan, AS harus menerapkan beberapa versi aturan yang berlaku di tempat lain," kata Bobby Chesney, direktur Pusat Keamanan dan Hukum Internasional Universitas dari Texas, dilansir CNN, Senin (5/7/2021).
Secara internal, para pejabat CIA tetap tidak yakin tentang operasi masa depan di Afghanistan.
Pejabat badan tersebut mengamati dengan cermat situasi keamanan di lapangan karena prediksi tentang stabilitas Afghanistan menjadi lebih mengerikan dari waktu ke waktu.
"Situasi keamanan tidak baik sekarang," tutur Jenderal Scott Miller, jenderal tinggi AS di Afghanistan, Selasa. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News