Iran Membara Karena Krisis Air! Rakyat Mengamuk, Polisi Tewas

22 Juli 2021 06:45

GenPI.co - Protes warga Iran selama 6 hari berturut-turut lantaran krisis air di provinsi Khuzestan berubah menjadi mematikan.

Dilansir dari Aljazeera yang melaporkan pada Rabu (21/7), seorang petugas polisi dilaporkan tewas setelah ditembak orang tak dikenal di tengah berlangsungnya protes.

Media pemerintah Iran juga menyebut bahwa petugas polisi lain di Bandar Mahshahr terluka setelah terkena peluru di kakinya pada Selasa (20/7)malam,

BACA JUGA:  Iran Ketahuan, Aksi Spionase dan Peretasan Dibongkar Facebook!

Video dan laporan dari provinsi barat daya yang kaya minyak itu menunjukkanmenunjukkan bahwa kekerasan belum berhenti.

Pihak berwenang sejauh ini mengkonfirmasi bahwa dua warga sipil, Ghasem Khozeiri, 18 tahun dan Mostafa Naimawi, 30 tahun, ditembak mati pada hari Jumat (16/7) pekan lalu.

BACA JUGA:  Pakistan Tuduh India Pakai Pegasus untuk Incar PM Imran Khan

Akan tetapi mereka mengeklaim para pemuda itu bukan pengunjuk rasa dan dibunuh oleh "oportunis dan perusuh".

Lebih banyak pengunjuk rasa dikhawatirkan tewas tetapi para pejabat belum mengkonfirmasi kematian lebih lanjut.

BACA JUGA:  Gegara Es Krim, PM Israel Meradang dan Ancam Bertindak Agresif

Mereka juga tidak mengungkapkan berapa banyak warga sipil yang ditangkap.

Di tahun 2019 lalu, provinsi ini juga mengalami beberapa aksi demonstrasi terbesar yang dipicu oleh kenaikan harga bensin tiga kali lipat secara tiba-tiba.

Organisasi hak asasi manusia mengatakan ratusan orang tewas selama protes itu karena akses internet hampir sepenuhnya terputus di seluruh negeri selama hampir seminggu.

Selama seminggu terakhir, baik media sosial maupun media konvensional dipenuhi dengan n berita dan reaksi terhadap situasi di Khuzestan.

Tagar dalam bahasa Farsi seperti #KhuzestanIsThirsty dan #KhuzestanHasNoWater telah banyak digunakan untuk mengarahkan perhatian pada krisis dan protes yang jarang diliput oleh media internasional.

Pada hari Selasa, sekelompok aktivis dan pembela hak asasi manusia berdemonstrasi di depan kementerian dalam negeri di ibukota, Teheran, untuk menyatakan dukungan bagi rakyat. dari Khuzestan.

Salah satu dari pedemo tersebut adalah Narges Mohammadi, yang dibebaskan dari penjara pada Oktober 2020 setelah menjalani hukuman delapan setengah tahun,

Suami Mohammadi, Taghi Rahmani, mengatakan aktivis dan beberapa orang lainnya ditangkap. Dia kemudian mengatakan mereka dibebaskan pada dini hari Rabu.

Dua mantan presiden – reformis Mohammad Khatami dan garis keras Mahmoud Ahmadinejad – juga mengkritik reaksi pihak berwenang terhadap protes.

“Tidak ada organisasi politik, keamanan, militer atau penegak hukum yang berhak menghadapi protes rakyat dengan kekerasan, senjata atau peluru dengan alasan untuk melawan kekacauan,” kata Khatami.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co