GenPI.co - Milisi pro Iran di Irak pada Selasa (28/7) menyambut baik pengumuman Washington bahwa operasi tempur Amerika Serikat (AS) di negara itu akan berakhir tahun ini.
Pengumuman itu diungkapkan Presiden Joe Biden pada hari Senin (27/7), saat menjamu Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi untuk pembicaraan Gedung Putih.
Aliansi Penaklukan, sayap politik jaringan paramiliter Hashd Al-Shaabi Irak, mengatakan pihaknya menganggap pengumuman Biden sebagai langkah positif menuju kedaulatan penuh Irak.
“Kami berharap itu akan terwujud di lapangan,” tambahnya.
Pasukan AS diundang ke Irak pada tahun 2014 oleh pemerintah Irak yang putus asa untuk menghentikan kemajuan besar-besaran oleh kelompok ISIS.
Sebelumnya, pasukan AS juga eksis di Iran selama 8 tahun usai menggulingkan rezim Saddam Hussein.
Pemerintah Irak menyatakan ISIS dikalahkan pada akhir 2017. namun para ekstremis mempertahankan sel-sel tidur dan masih meluncurkan serangan bunuh diri secara berkala.
AS dan Iran sama-sama sekutu utama Irak dan berbagi permusuhan terhadap ISIS.
Namun Teheran juga menganggap Washington sebagai musuh bebuyutannya dan telah lama mendesak penarikan pasukan AS dari tetangganya.
Faksi bersenjata pro-Iran dituduh melakukan sekitar 50 serangan roket dan pesawat tak berawak tahun ini terhadap kepentingan AS di Irak.
Sejak tahun lalu pasukan AS di Irak berjumlah 2.500 personel setelah pengurangan di bawah pendahulu Biden, Donald Trump.
Para personel itun melatih, memberi nasihat, dan mendukung militer Irak dalam perangnya melawan ISIS.
Pengumuman AS itu juga ditanggapi secara positif oleh Brigade Imam Ali. Kelompok itu memuji berakhirnya kehadiran asing dan berterima kasih kepada pemerintah (Irak) karena menepati janjinya.
Demikian pula ulama Syiah berpengaruh Moqtada Al-Sadr. Dia menyambut baik pengumuman Biden.
Tetapi kelompok pro-Iran yang lebih radikal belum merespons pengumuman Amerika Serikat tersebut.(AN)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News