Tanpa Bawa Apa-apa, Wazhma Cari Penghidupan Baru di AS

30 Agustus 2021 08:25

GenPI.co - Wazhma tak membawa satu pun harta bendanya kecuali pakaian yang melekat di tubuh ketika dirinya lari Afghanistan ubtuk mencari penghidupan baru di Amerika Serikat (AS)

Mahasiswa kedokteran berusia 21 tahun itu adalah satu dari sekian banyak pengungsi Afghanistan yang ditempatkan sementara di sebuah fasilitas di Uni Emirat Arab (UEA). 

Saat berbicara pada AFP, Sabtu (28/8), Wazhma mengaku pikirannya masih mencerna serangkaian teror yang dihadapinya selama beberapa hari terakhir. 

BACA JUGA:  Pentagon Menguak Fakta Baru, Teror Bom di Kabul Ternyata...

"Suami saya bekerja untuk kedutaan AS. Mereka (Taliban) akan membunuh kami jika kami tetap tinggal," kata Wazhma dalam bahasa Inggris.

Beberapa jam setelah wawancara itu, dia dan kelompok yang bersamanya diberangkatkan ke Amerika Serikat.

BACA JUGA:  Senjata Maut AS Dikeluarkan, ISIS Afghanistan Kini Diburu

“Saya hanya mengenakan pakaian ini, tidak lebih,” kata perempuan berambut cokelat itu.

Wazhma, suaminya, saudara ipar dan keponakannya menghabiskan tiga hari terpanjang dalam hidup mereka di jalan.

BACA JUGA:  Taliban Tiupkan Angin Surga, Warga Afghanistan Bakal…

Mereka  bergerak secara rahasia sampai mereka mencapai gerbang bandara Kabul di mana personel AS sedang menunggu mereka.

"Situasinya sangat buruk. Syukurlah, kami selamat," katanya sambil memeluk erat keponakannya yang masih bayi.

Ketika ditanya apakah dia akan kembali, dia tertawa berkata: "Tidak pernah, hanya jika Taliban pergi."

Wazhma mengatakan kelompok Islam garis keras itu tidak akan pernah mengubah kebijakan diskriminatif terhadap perempuan.

Dia mengaku tak percaya akan janji-janji Taliban yang yang lebih lembut dibanding era kekuasaan berkuasa antara tahun 1996 dan 2001 -

"Saya senang saya pergi. Satu-satunya hal yang saya khawatirkan sekarang adalah ibu, ayah, saudara perempuan dan saudara laki-laki saya," kata Wazhma.

Sementara itu, di Kabul, upaya evakuasi mencapai tahap akhir Sabtu di tengah kekhawatiran serangan teror baru setelah bom bunuh diri yang diklaim ISIS dua hari sebelumnya.

Aksi teror itu  menewaskan sejumlah warga sipil serta 13 anggota tentara Amerika di dekat bandara.

Dengan tenggat waktu yang sempit hingga Selasa (31/8) mendatang, ebih dari 5.000 orang masih berada di dalam bandara Kabul menunggu evakuasi.

Negara-negara Teluk - termasuk UEA, Kuwait, Bahrain dan Qatar - telah menjadi tempat transi bagi pengungsi Afghanistan yang akan menuju ke AS atau negara-negara Eropa. 

UEA mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka telah membantu mengevakuasi 28.000 orang dari Afghanistan.

Negara itu mengatakan bahwa mereka menampung . .500 pengungsi secara sementara sampai mereka menuju ke AS dalam beberapa hari.

Sekitar 109.000 orang telah diterbangkan ke luar negeri sejak 14 Agustus, sehari sebelum Taliban berkuasa, menurut pemerintah AS.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co