GenPI.co - Taliban sedang menyiapkan upacara pengumuman kabinet pemerintahan baru Afghanistan. Agendanya disebut bakal digelar di Istana Kepresidenan Kabul, dalam waktu dekat.
Kepala Komisi Kebudayaan dan Multimedia Taliban, Ahmadullah Muttaqi, mengumumkan langsung persiapan tersebut dengan mengunggah sejumlah foto di Twitter.
Dalam foto-foto itu, terlihat sejumlah anggota Taliban sedang duduk di satu aula yang penuh dengan ornamen bendera putih khas kelompok tersebut.
"Kementerian Informasi dan Kebudayaan sedang mengatur upacara di Istana Kepresidenan. Pengumuman pemerintahan baru akan diadakan dalam upacara ini," tulis Muttaqi di twit itu.
Sayangnya, Muttaqi tak menjabarkan lebih lanjut waktu pasti upacara pengumuman kabinet baru itu.
Salah satu juru bicara Taliban, Wahedullah Hashimi, sempat mengungkap kemungkinan struktur pemerintahan Afghanistan baru.
Struktur itu dianggap mirip dengan saat kelompok itu memimpin pada 1996 hingga 2001.
Hashimi menjelaskan bahwa pemimpin Taliban saat berkuasa pada 1996 silam, Mullah Omar, akan tetap berperan di balik layar.
Omar akan menyerahkan tugas-tugas kenegaraan ke dewan-dewan yang ditunjuk.
Dia kemudian menjabarkan bahwa pemimpin Taliban, Haibatullah Akhundzada, diperkirakan akan memegang jabatan yang mengawasi dewan-dewan tersebut.
Jabatan itu mirip dengan presiden. Namun, jabatan presiden sendiri diperkirakan bakal dipegang salah satu wakil Akhundzada dalam struktur kepemimpinan Taliban.
"Mungkin deputi (Akhundzada) akan berperan sebagai presiden," kata Hashimi.
Dalam struktur saat ini, pemimpin Taliban memiliki tiga deputi. Yang pertamaanak Mullah Omar, Mawlavi Yaqoob. Dia merupakan pemimpin jaringan Haqqani.
Setelahnya Sirajuddin Haqqani. Selain itu, ada juga kepala bidang politik, Abdul Ghani Baradar.
Taliban mengklaim bakal menggandeng kelompok-kelompok lainnya demi mewujudkan pemerintahan yang inklusif.
Hingga saat ini, belum diketahui pula orang-orang yang bakal mengisi pemerintahan Afghanistan di bawah Taliban.
Yang pasti, Taliban berjanji bakal membentuk pemerintahan inklusif dan lebih terbuka.
Sebagaimana dilansir Reuters, kabinet baru ini dianggap bakal menjadi penentu penerimaan negara asing terhadap pemerintahan Afghanistan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News