GenPI.co - Guru Besar Politik Internasional UPH Aleksius Jemadu merespons soal para pemimpin dunia yang tampak mengambil sikap wait and see usai Taliban mengambil alih Afghanistan.
Alek mengatakan, hal itu karena Taliban belum menunjukkan wajah aslinya.
"Berperang gerilya dan menjalankan pemerintahan adalah dua hal yang berbeda," kata Aleksius kepada GenPI.co, Minggu (5/9/2021).
Kebutuhan akan legitimasi tersebut membuat Taliban mau tidak mau harus berkompromi.
Mereka juga menjadi lebih pragmatis dan realistis.
"Tanpa bantuan internasional, Taliban juga tidak berdaya," katanya.
Aleksius mengatakan, saat ini bergaining tersebut sedang diproses.
Hal itu juga menjadikan para pemimpin dunia tampak mengambil wait and see dan tak ada yang mengecam.
Sebab, Taliban menjadi penguasa de facto usai Amerika Serikat pergi dan Presiden Afgahnistan lari dari negara tersebut.
Seperti diketahui, Kepala Kantor Politik Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar mengatakan, kelompoknya akan bersikap inklusif untuk pemerintahan Afghanistan yang baru.
Hal itu dia katakan untuk merespons sejumlah pihak yang khawatir Taliban yang sekarang akan segendang sepenarian dengan Taliban era 1996-2001.
"Kami akan bertanggung jawab terhadap semuanya, termasuk menghadirkan keamanan. Sebab, hal tersebut penting untuk pertumbuhan ekonomi," kata Baradar dikutip GenPI.co dari Al Jazeera.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News