GenPI.co - Sebuah peringatan keras meluncur dari Beijing ke Washington. Warning-nya tidak main-main. China sangat mungkin membuat Amerika bergetar.
Apa pun yang terjadi, para analis dunia memprediksi kemungkinan terjadinya konfrontasi antara China dan Amerika.
Bila opsi ini yang muncul, dunia diyakini akal kena imbasnya. Amerika dan China juga sama-sama kalah.
Prediksi ini muncul usai terkuaknya panggilan telepon rahasia Jenderal Amerika Serikat (AS) Mark Miley ke Beijing.
Sebelumnya The Washington Post melaporkan Kepala Staf Gabungan AS Mark Milley dua kali menelepon Jenderal Tentara Pembebasan China Li Zuocheng.
Dia disebut melakukan itu tanpa sepengetahuan presiden AS kala itu, Donald Trump.
Menurut The Washington Post Milley menelepon pertama kali pada Oktober 2020 dan kedua pada Januari 2021.
Dia melakukan hal itu untuk meyakinkan para pemimpin militer China bahwa AS tidak akan melancarkan serangan, terlepas dari sikap keras Trump di bulan-bulan terakhir masa kepresidenannya.
Laporan The Washington Post mengatakan, panggilan telepon pada 8 Januari terjadi setelah Milley berbicara dengan Ketua DPR Nancy Pelosi.
Saat itu, Pelosi menyuarakan keprihatinan tentang akses Trump ke kode nuklir AS.
Kolonel Dave Butler, juru bicara Kepala Staf Gabungan, mengatakan keputusan Milley sejalan dengan tugas dan tanggung jawabnya menyampaikan jaminan untuk menjaga stabilitas strategis.
"Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan dua ekonomi terbesar dunia, China dan Amerika Serikat sama-sama memperoleh keuntungan dari kerja sama dan kalah dari konfrontasi," katanya seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (17/9/2021).
Saat ini, eijing dan Washington masih terus terkunci dalam persaingan geopolitik yang serius.
Ada kekhawatiran China bahwa AS mungkin akan melancarkan serangan. Beijing juga sudah bersiap-siap.
Tapi AS memerikan jaminan tidak akan ada serangan frontal ke Beijing. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News