Nuklir Kepung Asia Tenggara, Malaysia dan Indonesia Waswas

20 September 2021 13:15

GenPI.co - Asia Tenggara betul-betul dikepung senjata nuklir. Malaysia dan Indonesia ikut waswas. Apalagi, negeri tetangga sudah membentuk pakta AUKUS.

Ini merupakan aliansi pertahanan baru antara Amerika Serikat (AS), Inggris dan Australia.

Ada kekhawatiran dari negara Asia Tenggara. Itu semua dipicu bayangan katalisasi perlombaan senjata nuklir di kawasan Indo-Pasifik.

BACA JUGA:  Terkuak! Mossad Bunuh Ilmuwan Nuklir Iran Pakai Robot Canggih

Kawasan Asia Tenggara langsung merasakan guncangannya. Maklum, kanan kirinya sudah berlomba dengan senjata nuklir. 

Di Asia Timur, Ada China dengan kekuatan militer yang disebut-sebut punya kekuatan nuklir menggetarkan Amerika.

BACA JUGA:  Kedaulatan Laut Indonesia di Tengah Ambisi Nuklir Australia

Sementara tetangga yang berbagi perbatasan maritim di Samudra Hindia, Australia, juga ikut mengembangkan nuklir. 

Asia Tenggara pun terjepit di tengah-tengahnya. Indonesia dan Malaysia yang paling dibuat dag-dig-dug.

BACA JUGA:  Australia Mau Bikin Kapal Selam Nuklir, Apa Sikap Indonesia?

Akhir pekan lalu Kemlu mengatakan pembentukan AUKUS membuat Indonesia khawatir. RI pun bersikap akan sangat hati-hati soal ini.

"Indonesia sangat prihatin atas terus berlanjutnya perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan militer di kawasan," kicau Kemlu melalui akun Twitter @Kemlu_RI.

Indonesia langsung mendorong Australia dan pihak-pihak terkait lainnya untuk terus mengedepankan dialog dalam menyelesaikan perbedaan secara damai.

"Dalam kaitan ini, Indonesia menekankan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional termasuk UNCLOS 1982 dalam menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan," tambah keterangan Kemlu.

Malaysia juga sama.Tetangga Indonesia itu melihat AUKUS bisa menstimulus tindakan lebih agresif.

Terutama di kawasan Laut China Selatan (LCS) yang memang sudah mengalami ketegangan saat ini.

"Ini akan memprovokasi kekuatan lain untuk juga bertindak lebih agresif di kawasan itu, terutama di LCS," kata Kantor Perdana Menteri Malaysia dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari Reuters.

"Sebagai negara di ASEAN, Malaysia memegang prinsip menjaga ASEAN sebagai Zona Damai, Kebebasan, dan Netralitas (ZOFPAN)," tambah keterangan itu.

Malaysia pun mendesak semua pihak untuk menghindari provokasi. Utamanya provokasi soal persaingan senjata di wilayah tersebut .(*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co