Rudal Hipersonik Rusia dan China Juara Dunia, Amerika Apa Kabar?

22 Oktober 2021 13:00

GenPI.co - Bila ada bedah kekuatan rudal hipersonik dunia, Rusia dan China pasti juara. Sementara Amerika terlihat kian nelangsa.

Mimpi Amerika pupus. Rudal hipersoniknya gagal terbang dengan kecepatan Mach 5 atau lebih cepat.

Dalam uji coba Kamis (21/10/2021), Amerika disebut gagal. Tes rudal hipersonik yang diklaim dahsyat justru berujung kegagalan. AS pun kian tertinggal dari China dan Rusia.

BACA JUGA:  Rudal Hipersonik Rusia Mengerikan, Amerika Bisa Jantungan

Tes yang gagal dari badan luncur hipersonik terjadi setelah Angkatan Laut dan Angkatan Darat awal pekan ini melakukan serangkaian tes pengukuran hipersonik.

Ada penelitian dan tes cepat yang dilakukan. Yang utama adalah tiga tes suara bersama.

BACA JUGA:  Rudal Hipersonik China Bisa Bawa Nuklir - Amerika Tercengang

Ini dirancang untuk mengumpulkan data dan melakukan eksperimen hipersonik dari mitra Departemen Pertahanan AS yang terlibat dalam pengembangan senjata canggih.

“Peluncuran ini memungkinkan peluang pengujian penerbangan yang sering dan teratur untuk mendukung pematangan cepat teknologi hipersonik ofensif dan defensif,” kata Angkatan Laut dalam sebuah pernyataan tentang uji coba tersebut.

BACA JUGA:  Biden Waswas Pol, China Bisa Lesakkan Rudal Maut Keliling Bumi

Tes yang dilakukan di NASA's Wallops Flight Facility di Eastern Shore of Virginia, menyediakan data untuk pengembangan senjata hipersonik.

Itu termasuk Conventional Prompt Strike Angkatan Laut dan Senjata Hipersonik Jarak Jauh Angkatan Darat.

Hasilnya ternyata ambyar. Dalam sebuah pernyataan, Pentagon mengatakan tumpukan booster  gagal. Itu membuat uji proyektil, badan luncur hipersonik, tidak dapat dilanjutkan.

Untuk diketahui, tes booster merupakan uji roket yang digunakan untuk mempercepat proyektil ke kecepatan hipersonik.

Karena roket gagal, Pentagon tidak dapat menguji badan luncur hipersonik, yang merupakan komponen kunci yang diperlukan untuk mengembangkan senjata hipersonik.

Ambisi untuk memiliki senjata hipersonik yang sulit dideteksi langsung runtuh. 

Uji coba di Kompleks Pelabuhan Antariksa Pasifik di Kodiak, Alaska itu membuat Amerika kesal.

Para petugas langsung melakukan peninjauan terhadap tes tersebut guna memahami penyebab kegagalan booster.

"Eksperimen dan pengujian adalah tulang punggung pengembangan teknologi kritis yang sangat kompleks dengan kecepatan luar biasa, seperti yang dilakukan departemen dengan teknologi hipersonik," terang Tim Gorman, juru bicara Pentagon, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari CNN, Jumat (22/10/2021).

Hasil ini sangat kontras bila dibandingkan uji coba rudal hipersonik Rusia dan China.

Selama akhir pekan lalu, Financial Times melaporkan bahwa China telah berhasil menguji kendaraan luncur hipersonik yang mampu membawa senjata nuklir.

Mereka melaporkan kendaraan luncur diluncurkan dari sistem pengeboman orbital. Meskipun China membantah laporan itu, mengatakan bahwa tes itu hanya eksperimen pesawat ruang angkasa rutin.

Dua minggu lalu, Rusia juga sama. Rusia mengklaim telah berhasil menguji coba rudal hipersonik yang diluncurkan dari kapal selam untuk pertama kalinya.

Rudal ini dijuluki Tsirkon atau Zircon. Awal musim panas ini, Rusia mengatakan telah menembakkan rudal yang sama dari kapal perang. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co