GenPI.co - India diprediksi dalam bahaya besar. Ada kabar buruk yang bisa datang setiap saat. Seluruh dunia wajib menyimak ini.
Jutaan umat Hindu diperkirakan akan memadati festival selama 47 hari ke depan.
Banyak dari mereka akan tinggal di tepi sungai Gangga selama sebulan menjalani kehidupan pertapa.
“Saya tidak bisa bernapas dengan masker,” kata Ram Phal Tripathi, yang datang bersama keluarganya dari sebuah desa di Uttar Pradesh, setelah keluar dari sungai.
Setiap tahun, dia mengaku datang untuk berenang di sungai yang dianggap suci itu.
Untuk tahun ini, Pradesh mengaku tak bisa melewatkannya.
Acara ini langsung menimbulkan kekhawatiran besar. Keurumunan yang begitu dahsyat, diprediksi bisa membawa bahaya besar.
Prediksi para ahli kesehatan, akan terjadi ledakan kasus corona saat kembali ke kota dan desa tempat tinggal mereka.
Belum apa-apa saja, ada 77 polisi dan 12 staf kebersihan yang dikerahkan untuk acara tersebut dinyatakan positif terkena virus.
Kantor berita Associated Press sampai ikut memberitakan hal ini dengan porsi yang cukup besar.
“Ini akan menjadi superspreader. Pemerintah seharusnya tidak mengizinkan jemaah dalam jumlah besar,” kata Utkarsh Mishra, seorang pengacara yang mengajukan petisi di SMA Allahabad, Sabtu (15/1/2022).
Kerumanan jemaah agama dalam dua tahun terakhir telah memicu ledakan kasus yang sangat dahsyat di India.
India bahkan sempat kolaps. Ruang kremasi kewalahan. Jenazah pun sampai banyak dibuang di Sungai Gangga.
Sikap kritis pakar kesehatan muncul. Para pakar langsung meminta festival di Uttar Pradesh dibatalkan.
Namun pemerintah tetap melanjutkan dengan mengatakan aturan keselamatan akan diikuti.
Tahun lalu, pertemuan serupa di kota suci Haridwar di India utara di negara bagian Uttarakhand membuat kasus virus corona melonjak drastis.
Ratusan ribu umat Hindu India telah berkumpul di tepi Sungai Gangga India untuk melakukan ritual penyucian di tengah meningkatnya kasus corona hingga 30 kali lipat dalam sebulan terahir.
Umat Hindu percaya mandi di air dingin di Sungai Gangga selama festival Makar Sankranti, bisa membasuh dosa.
Ritual itu juga dipercaya membebaskan mereka dari siklus kematian dan kelahiran kembali.
Tapi yang terjadi, tak hanya lonjakan kasus yang terjadi. Kematian pun ikut meledak.
Kini, ritual itu dirayakan kembali di 14 Januari 2022. Sejak Jumat, sejumlah besar umat langsung berenang di sungai di negara bagian timur Bengal Barat.
Hal yang sebetulnya sangat berisiko mengingat negara bagian ini mencatatkan kasus corona terbanyak.
Para pejabat mengatakan mereka memperkirakan sekitar tiga juta orang akan menghadiri klimaks festival di Pulau Sagar.
Di titik ini lah, Sungai Gangga bertemu dengan Teluk Benggala.
“Saat fajar menyingsing, ada lautan manusia. Air suci dari sungai Gangga disemprotkan dari drone ke peziarah untuk mencegah kerumunan,” kata pejabat setempat Bankim Hazra.
Yang bikin waswas, orang-orang kudus dan sejumlah besar peziarah lainnya berenang.
"Kebanyakan dari peziarah tak bermasker. Jumlahnya melebihi personel keamanan,” tambahnya.
Di titik lain Pradesh utara juga sama gawatnya. Umat Hindu yang dipimpin kepala biara dan petapa berlumuran abu, berkumpul di Sangam.
Wilayah itu merupakan pertemuan tiga sungai yaitu Sungai Gangga, Yamuna, dan Saraswati yang mistis.
Mereka berkumpul untuk menghadiri festival Magh Mela, salah satu ziarah paling suci dalam agama Hindu. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News