GenPI.co - Korea Utara kembali menebar teror ke negara-negara pesaingnya dengan menembakkan dua rudal jelajah pada hari Selasa (25/1).
Uji coba itu adalah kali kelima yang dilakukan negara itu pada 2022 ini ketika Pyongyang mulai meningkatkan kapasitas militernya sambil mengabaikan tawaran pembicaraan AS.
"Korea Utara menembakkan dua rudal jelajah yang dicurigai," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Rudal jelajah tidak dilarang di bawah sanksi PBB saat ini terhadap Korea Utara, dan Seoul tidak selalu melaporkan peluncuran tersebut secara real time, seperti halnya untuk uji coba rudal balistik.
Terakhir kali Korea Utara diketahui menguji rudal jelajah adalah pada September 2021.
Seorang pejabat militer Korea Selatan mengatakan kepada kantor berita Yonhap bahwa rudal jelajah Korea Utara bukan masalah.
“Jika rudal seperti itu diluncurkan ke selatan, sistem deteksi dan intersepsi kami tidak memiliki masalah untuk melawannya,” katanya.
Tahun ini Pyongyang telah memulai serangkaian tes baru, termasuk rudal hipersonik, setelah Kim Jong Un kembali menyatakan komitmennya terhadap modernisasi militer pada pidato penting partai pada bulan Desember 2021 lalu.
Terakhir kali Korea Utara menguji senjata sebanyak ini dalam sebulan adalah pada 2019, setelah negosiasi tingkat tinggi gagal antara pemimpin Kim Jong Un dan presiden AS saat itu Donald Trump.
Washington memberlakukan sanksi baru sebagai tanggapan atas tindakan uji coba tersebut.
Hal ini mendorong Pyongyang untuk menggandakan pengujian senjata dan mengisyaratkan pekan lalu bahwa mereka dapat meninggalkan moratorium uji coba nuklir dan jarak jauh selama bertahun-tahun.
Uji coba terbaru Pyongyang tampak seperti upaya untuk memprovokasi pemerintahan Presiden AS Joe Biden.
“Korea Utara tampaknya ingin menguji reaksi Washington, sambil memamerkan kehadirannya di panggung global,” Yang Moo-jin, seorang profesor di Universitas Studi Korea Utara, mengatakan.
Dikatakannya, dengan menembakkan rudal jelajah, Pyongyang tidak melanggar sanksi PBB tetapi masih bisa mencoba untuk menarik perhatian dunia sambil mengacungkan hidungnya ke AS.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News