Rusia Tantang Perang Dunia 3, Harga Minyak Langsung Menggila

31 Januari 2022 13:00

GenPI.co - Rusia punya kekuatan untuk menggoyang dunia. Ambisi tantang Perang Dunia 3 Rusia langsung membuat harga minyak dunia menggila.

Ketegangan Rusia-Ukraina masih menjadi faktor utama yang menggerakkan harga si emas hitam.

Rusia masih menyiagakan ratusan ribu pasukan di perbatasan Ukraina, langkah yang membuat dunia ketar-ketir. Risiko akan meletusnya perang tidak bisa dikesampingkan.

BACA JUGA:  Jerman Ancam Rusia, Pipa Gas Alam Jadi Sasaran

Amerika Serikat (AS) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) juga ikut mengirimkan kekuatan.

AS dan sekutunya sampai terang-terangan meminta Rusia untuk menarik pasukan di perbatasan Ukraina.

BACA JUGA:  Rusia di Perbatasan Ukraina, Presiden Zelensky Berseru Keras

Dmitry Peskov, Juru Bicara Pemerintah Rusia, menyatakan masih mengkaji proposal tersebut.

"Kami belum bisa menyatakan sikap resmi apakah kepentingan dan perhatian kami sudah mendapatkan perhatian. Kami tidak terburu-buru dalam mengambil sikap," kata Peskov, sebagaimana diwartakan Reuters, Minggu (30/1/2022).

BACA JUGA:  Strategi Gila Rusia Bikin Waswas, Aroma Ketakutan Mulai Ditebar

Harga minyak mentah dunia langsung menggila. Sepanjang pekan kemarin, tren kenaikannya langsung terlihat.

Minyak mentah jenis brent dan jenis light sweet masing-masing menguat 2,43% dan 1,97% sepanjang pekan.

Pada Jumat (28/1/2022) harga minyak jenis brent ditutup di USD 90,03/barel, melejit 0,77% dari posisi hari sebelumnya.

Untuk yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) ditutup di USD 86,82/barel naik 0,24%.

Fakta bahwa masih ada jarak antara Rusia dengan negara-negara barat membuat pelaku pasar (dan seluruh) dunia khawatir.

Kekhawatiran ini begitu terasa di pasar komoditas, terutama minyak. 

JPMorgan mengatakan ketegangan mempertaruhkan lonjakan material dalam harga minyak dan mencatat bahwa kenaikan bisa menjadi USD150 per barel.

Dampaknya akan mengurangi pertumbuhan PDB global menjadi hanya 0,9% year-on-year (yoy) pada semester I-2022.

Sementara inflasi akan naik lebih dari dua kali lipat menjadi 7,2% year on year.

Maklum, Rusia adalah salah satu produsen dan eksportir minyak utama dunia.

Saat terjadi ketegangan, dikhawatirkan produksi dan distribusi minyak Negeri Beruang Merah akan terganggu.

Itu akan membuat pasokan minyak dunia akan berkurang sehingga harga bergerak naik.

"Kami bersatu untuk diplomasi. Namun kami juga bersatu jika Moskow menolak tawaran untuk berdialog. Dampaknya akan cepat dan besar," sebut Victoria Nuland, Wakil Menteri Luar Negeri AS Bidang Urusan Politik, seperti dikutip dari Reuters. (*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co