GenPI.co - Kekuasaan Presiden Vladimir Putin digoyang oleh serangkaian demonstrasi massal rakyat Rusia yang menolak invasi ke Ukraina.
Kondisi Rusia memanas setelah polisi menahan lebih dari 2 ribu orang pada protes anti-perang yang diadakan di 48 kota di seluruh negeri pada hari Minggu (27/2).
Sebuah kelompok pemantau protes monitor OVD-Info mengatakan, lebih dari 5.500 orang telah ditahan di berbagai protes anti-perang sejak invasi dimulai pada hari Kamis (24/2) pekan lalu.
Monitor OVD-Info, sendiri telah mendokumentasikan tindakan keras terhadap oposisi Rusia selama bertahun-tahun.
Di Moskow, polisi anti huru hara sering melebihi jumlah pengunjuk rasa.
Beberapa di antara para pemrotes membawa plakat tulisan tangan dengan tanda perdamaian dan slogan anti-perang dalam bahasa Rusia dan Ukraina.
Sementara yang lain memakai topeng dengan kata "Cukup" terpampang di bagian depan.
Seorang reporter untuk saluran televisi independen Dozhd ditangkap selama protes meskipun menunjukkan akreditasinya kepada polisi dan mengenakan rompi pers.
Di luar department store Gostiny Dvor kelas atas di pusat kota Saint Petersburg, ratusan pengunjuk rasa anti-perang berdiri bersama, bergandengan tangan dan bernyanyi.
Protes hari Minggu bertepatan dengan peringatan ketujuh pembunuhan politisi oposisi Boris Nemtsov.
Nemtsov adalah kritikus terkemuka terhadap Presiden Vladimir Putin.
Pencaplokan Krimea oleh Rusia pada tahun 2014 dan dukungan Moskow untuk separatis pro-Rusia di Ukraina akhirnya mengarah pada apa yang disebut Putin sebagai "operasi khusus" pada Kamis.
Kremlin berdalih agresi itu melindungi dua wilayah separatis meskipun pasukannya berperang di Ukraina yang lebih luas.
Sekutu Barat Ukraina telah menjatuhkan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai tanggapan atas invasi darat, laut dan udara Rusia.
Putin menanggapi sanksi itu dengan memerintahkan komando militernya untuk menempatkan pasukan bersenjata nuklir dalam siaga tinggi pada hari Minggu
Sementara pejuang Ukraina yang mempertahankan kota Kharkiv mengatakan mereka telah menangkis serangan dengan menyerang pasukan Rusia.
Demo anti invasi Rusia juga terjadi di seluruh Eropa. Di Berlin, Jerman, saja 100.000 orang turun ke jalan untuk menyatakan solidaritas dengan Ukraina.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News