GenPI.co - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menjegal sebuah rancangan resolusi (ranres) yang diajukan Rusia dengan berisi seruan soal akses bantuan dan pelindungan warga sipil di Ukraina, saat pemungutan suara pada Rabu (23/3/2022).
Dari total 15 negara anggota Dewan Keamanan, hanya Rusia dan China yang menyetujui ranres tersebut sementara sisanya memilih abstain.
Resolusi rancangan Rusia itu tidak menyebut-nyebut soal peranan Moskow dalam krisis Ukraina.
"Kalau Rusia peduli soal kondisi kemanusiaan, seharusnya mereka berhenti mengebom anak-anak dan berhenti melancarkan taktik pengepungan," kata Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward, dilansir dari Reuters, Kamis (24/3/2022).
Untuk dapat disahkan, rancangan resolusi Dewan Keamanan harus mendapatkan sedikitnya sembilan suara dukungan serta tidak ada veto dari salah satu negara ini, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China, dan Rusia.
Sebelumnya, Rusia mengajukan ranres setelah Prancis dan Meksiko menarik rancangan versi mereka ke Dewan Keamanan karena yakin dokumen itu akan diveto oleh Moskow.
Dokumen rancangan Prancis dan Meksiko berisi kritik terhadap Rusia, yang dianggap sebagai penyebab kemunculan masalah kemanusiaan di Ukraina.
Ukraina dan negara-negara sekutunya, berencana mengajukan ranres ke forum pemungutan suara di Majelis Umum PBB.
Di majelis beranggotakan 193 negara itu, tidak ada negara yang punya veto (hak membatalkan).
Afrika Selatan juga mengajukan ranres tandingan ke Majelis Umum menyangkut Ukraina.
Ranres yang diusung Ukraina saat ini mendapat dukungan dari 88 anggota Majelis.
Sementara itu, ranres versi Afrika Selatan didukung oleh enam negara, termasuk China.
Selanjutnya, Ukraina dan negara-negara sekutunya akan berupaya menambah jumlah 141 suara dukungan.
Negara sekutu menyesalkan "agresi" Rusia ke Ukraina dan mendesak Moskow menarik pasukan dari negara tersebut.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News