GenPI.co - Eks Jenderal AS meramal masa depan Presiden Vladimir Putin yang dikatakannya bisa tewas dalam sebuah upaya kudeta lantaran invasi di Ukraina.
mantan pejabat militer bernama Jack Keane itu menambahkan, jika invasi itu tak berhasil, maka Putin tidak akan memiliki masa depan lagi.
“Putin akan melakukan apa saja untuk tetap berkuasa karena dia tahu alternatifnya adalah kematiannya,” kata Kaene yang adalah mantan wakil kepala Staf Angkatan Darat AS kepada Fox News, dilansir Selasa (3/5).
"Dia semua tentang tetap berkuasa. Itulah motivasinya. Dia akan melakukan apa saja untuk tetap berkuasa.
Alternatifnya, dia tahu betul, oleh penerus yang tidak' tidak setuju dengan dia, bisa berarti akhir dari dia - kematiannya.
"Siloviki" Rusia yang kuat - atau blok keamanan - dilaporkan menyalahkan Putin atas kesalahan serius setelah mundur dari ibu kota Kyiv dan berkonsentrasi untuk menguasai Donbas di timur.
Pada awal invasi Rusia berharap bisa berbaris melintasi Ukraina tanpa banyak perlawanan.
Tetapi dalam kenyataannya mereka menghadapi perlawanan yang berani.
Bulan lalu, pasukan Ukraina mendorong pasukan Rusia keluar dari Kiev dan berhasil menduduki kembali kota-kota dan posisi pertahanan hingga 21 mil timur ibu kota.
Kekecewaan yang meningkat dari para pejabat tinggi militer dan kepala intelijen Rusia atas perang itu juga muncul saat desas-desus beredar seputar keadaan kesehatan fisik Putin.
Orang dalam Kremlin dilaporkan mengeklaim dia akan menjalani operasi kanker dan akan menyerahkan kekuasaan kepada kepala mata-mata garis kerasnya.
Diperkirakan Putin sekarang dapat menghadapi pemberontakan dari lingkaran dalamnya di tengah kritik yang belum pernah terjadi sebelumnya dan meningkatnya permintaan untuk "perang habis-habisan" dan "mobilisasi".
Analisis intelijen baru menunjukkan bahwa dia dapat digulingkan dalam kudeta istana yang dilakukan oleh kroni dalam waktu dua tahun
Pakar keamanan Rusia Andrei Soldatov juga menganalisis kondisi di Kremlin dalam pernyataannnya kepada Pusat Analisis Kebijakan Eropa
"Ini adalah pertama kalinya siloviki membuat jarak antara mereka dan presiden. Yang membuka segala macam kemungkinan,” katanya
Putin juga dikatakan sudah bersiap untuk kemungkinan kudeta militer setelah dia membersihkan 150 mata-mata atas invasi ke Ukraina.
Salah satu upaya pembersihan itu adalah dengan mengirim kepala mata-mata Sergei Beseda ke penjara.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News