GenPI.co - Israel dilaporkan sedang mempersiapkan tim untuk melakukan pembunuhan terhadap para pemimpin kelompok Hamas yang tinggal di luar negeri.
Tindakan itu sebagai pembalasan atas gelombang serangan teror yang mematikan di negara itu selama beberapa waktu belakangan.
Sumber intelijen yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada surat kabar Inggris The Times dalam sebuah artikel yang diterbitkan Senin 9/5) bahwa "pesan yang jelas" perlu dikirim ke organisasi itu.
Namun pemimpin kelompok itu di Gaza, Yahya Sinwar, telah berulang kali meminta warga Palestina untuk menyerang Israel.
Hamas juga itu secara terbuka memuji para pelaku dan mendorong lebih banyak serangan.
Hamas hanya mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan seorang petugas keamanan yang menjaga pemukiman Ariel di Tepi Barat bulan lalu.
Hamas sendiri tidak mengaku bertanggung jawab atas sebagian besar serangan sejak 22 Maret yang telah menewaskan 19 orang di Israel dan Tepi Barat.
Menurut laporan The Times, sementara beberapa legislator dan pakar Israel telah menganjurkan pembunuhan Sinwar sebagai tanggapan terhadap gelombang teror saat ini.
Namun para pejabat juga mewaspadai bahwa melakukan pembunuhan yang ditargetkan di Gaza atau Tepi Barat bisa memicu tembakan roket ke kota-kota Israel.
Laporan itu mengatakan bahwa, sebaliknya, setiap pembunuhan yang ditargetkan lebih mungkin terjadi di negara-negara lain di wilayah tempat para pemimpin Hamas tinggal, dengan Lebanon dan Qatar sebagai contoh.
Laporan itu mengatakan target dapat mencakup Saleh al-Arouri, wakil pemimpin kelompok teror yang berpindah-pindah di Qatar, Turki dan Lebanon.
Al Arouri sendiri bertanggung jawab atas operasi Tepi Barat.
Surat kabar itu juga menyebut Zaher Jabarin, seorang tokoh senior di Hamas yang bertanggung jawab atas keuangannya.
Laporan itu mengatakan bahwa Hamas diperkirakan telah diperingatkan tentang potensi dimulainya kembali pembunuhan yang ditargetkan, oleh badan-badan intelijen dari sejumlah negara di Eropa dan Timur Tengah.
Pasukan keamanan Israel telah melakukan banyak operasi pembunuhan yang ditargetkan selama 74 tahun sejarah negara itu.
Penggunaan alat tersebut mencapai puncaknya selama Intifada Kedua di awal 2000-an, ketika pasukan Israel menghabisi para pemimpin Hamas dalam upaya untuk menghentikan gelombang serangan di kota-kota Israel.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News