GenPI.co - Beberapa surat kabar Iran garis keras pada Sabtu (13/8) memberikan pujian pada orang yang menyerang dan melukai penulis Salman Rushdie.
Salman Rushdie adalah penulis Novel "The Satanic Verses" yang membuatnya mendapat ancaman pembunuhan dari Iran sejak 1989.
Belum ada reaksi resmi di Iran terhadap serangan terhadap Rushdie, yang ditikam di leher dan dada pada hari Jumat saat di atas panggung di sebuah kuliah di negara bagian New York.
Namun, surat kabar Kayhan garis keras, yang pemimpin redaksinya ditunjuk oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, menulis pujian terhadap penyerangan itu.
"Seribu pujian ... untuk orang yang berani dan patuh yang menyerang Salman Rushdie yang murtad dan jahat di New York," bunyi tulisan itu.
Surat kabar itu menambahkan bahwa tangan orang yang merobek leher musuh Tuhan harus dicium.
Sementara itu, surat kabar garis keras Vatan Emrooz mempublikasikan sebuah artikel terkait penyerangan itu dengan judul yang keras; "Pisau di leher Salman Rushdie".
Surat kabar lainnya yakni Harian Khorasan memuat tajuk utama berjudul "Setan dalam perjalanan ke neraka".
Situs berita Asr Iran pada hari Sabtu memuat kutipan yang sering dikutip oleh Khamenei yang mengatakan "panah" yang ditembakkan oleh Khomeini "suatu hari akan mengenai sasaran".
Pemimpin revolusi Islam Iran 1979, mendiang Ayatollah Ruhollah Khomeini, mengeluarkan fatwa pada tahun 1989 yang menyerukan umat Islam di seluruh dunia untuk membunuh Salman Rushdie.
Buku karya penulis kelahiran India itu dikutuk sebagai penistaan, dan membuatnya harus terus dijaga selama bertahun-tahun.
Pada tahun 2019, Twitter menangguhkan akun Khamenei karena tweet yang mengatakan bahwa fatwa Khomeini terhadap Rushdie adalah "padat dan tidak dapat dibatalkan".
Sebuah organisasi keagamaan Iran yang kaya menawarkan hadiah 2,7 juta dolar kepada siapa saja yang melaksanakan fatwa Khomeini.
Jumlahnya meningkat menjadi 3,3 juta dolar pada tahun 2012.
Polisi New York mengidentifikasi tersangka sebagai Hadi Matar, seorang pria 24 tahun dari Fairview, New Jersey, yang telah membeli tiket untuk acara di Chautauqua Institution.
Belum ada motif yang ditetapkan untuk tundakan yang dikutuk oleh penulis dan politisi di seluruh dunia sebagai serangan terhadap kebebasan berekspresi.
Rushdie menggunakan ventilator dan tidak dapat berbicara pada Jumat malam setelah insiden itu.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News