Kepala WHO Beri Kabar Baik, Seluruh Dunia Bernapas Lega

15 September 2022 08:25

GenPI.co - Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu (14/9) memberi kabar baik soal Covid-19 yang bikin dunia bernapas lega.

Dia mengatakan bahwa jumlah kasus Covid-19 yang baru dilaporkan telah turun secara dramatis dan mendesak dunia untuk mengambil kesempatan untuk mengakhiri pandemi.

Menurutnya, kasus penyakit yang baru dilaporkan, yang telah menewaskan jutaan orang sejak diidentifikasi pada akhir 2019, pekan lalu turun ke level terendah sejak Maret 2020.

BACA JUGA:  Eks Kepala Intelijen IDF Mengaku Sulit Menangani Senjata Nuklir Iran

"Kami tidak pernah berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi ini. Kami belum sampai di sana, tetapi akhir sudah di depan mata,” ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan.

Dia menambahkan bahwa dunia perlu memanfaatkan kesempatan ini. 

BACA JUGA:  Sydney 3 Hari Tanpa Air, Penduduk Tak Bisa Siram Toilet

"Jika kita tidak mengambil kesempatan ini sekarang, kita menghadapi risiko lebih banyak varian, lebih banyak kematian, lebih banyak gangguan, dan lebih banyak ketidakpastian."

Menurut laporan epidemiologi terbaru WHO tentang Covid-19, jumlah kasus yang dilaporkan turun 12 persen menjadi 4,2 juta selama pekan yang berakhir 4 September, dibandingkan dengan pekan sebelumnya.

BACA JUGA:  Drone Iran DItembak Jatuh di Ukraina, SIasat Rusia Terbongkar

Namun badan tersebut telah memperingatkan bahwa penurunan jumlah kasus yang dilaporkan busa jadi tak sesuai fakta.

Pasalnya, banyak negara telah mengurangi pengujian dan mungkin tidak mendeteksi kasus yang kurang serius.

"Jumlah kasus yang dilaporkan ke WHO yang kami tahu terlalu rendah," kata Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid kepada wartawan.

Sejak awal pandemi, WHO telah menghitung lebih dari 600 juta kasus, dan sekitar 6,4 juta kematian, meskipun kedua angka itu juga diyakini kurang serius.

Sebuah studi WHO yang diterbitkan pada bulan Mei berdasarkan kelebihan kematian yang terlihat di berbagai negara selama pandemi memperkirakan bahwa hingga 17 juta orang mungkin telah meninggal akibat Covid pada tahun 2020 dan 2021.

Van Kerkhove mencatat bahwa ke depan kemungkinan akan ada "gelombang infeksi di masa depan, berpotensi pada titik waktu yang berbeda di seluruh dunia, yang disebabkan oleh sub-varian Omicron yang berbeda atau bahkan varian perhatian yang berbeda."

"Gelombang infeksi di masa depan itu tidak perlu diterjemahkan ke dalam gelombang kematian di masa depan,” tambah dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co