Kematian Seorang Gadis Bangkitkan Protes Besar-besaran di Iran

19 September 2022 06:25

GenPI.co - Protes besar-besaran terjadi di Iran sejak Jumat (16/9) Minggu (18/9) setelah seorang gadis meninggal dalam tahanan polisi moral yang menegakkan aturan jilbab yang ketat.

Di media sosial Twitter, tagar #MahsaAmini menjadi trending topik para penutur bahasa Presia yang marah atas kematian tersebut.

Amini yang berusia 22 tahun  meninggal pada Jumat  setelah mengalami koma setelah penangkapannya di Teheran awal pekan ini.\

BACA JUGA:  Drone Iran DItembak Jatuh di Ukraina, SIasat Rusia Terbongkar

Dia ditangkap lantaran bersuara dan menyoroti hak-hak perempuan di Iran.

Polisi menolak kecurigaan media sosial bahwa dia dipukuli, mengatakan dia jatuh sakit saat dia di tahanan.

BACA JUGA:  Eks Kepala Intelijen IDF Mengaku Sulit Menangani Senjata Nuklir Iran

Melansir Reuters, Minggu, sekelompok pengunjuk rasa berkumpul pada hari Minggu di sekitar Universitas Teheran pada hari Minggu, meneriakkan "Perempuan, Kehidupan, Kebebasan".

Di bawah hukum syariah Iran, wanita diwajibkan untuk menutupi rambut mereka dan mengenakan pakaian yang panjang dan longgar. 

BACA JUGA:  Iran Makin Melemah dan Mundur Suriah! Serangan Militer Israel Mulai Tunjukkan Hasil

Pelanggar menghadapi teguran publik, denda atau penangkapan. 

Namun dalam beberapa bulan terakhir para aktivis telah mendesak perempuan untuk membuka cadar meskipun tindakan keras penguasa garis keras terhadap "perilaku tidak bermoral".

Amini berasal dari Kurdistan, yang pemakamannya pada Sabtu (17/9) di kampung halamannya Saqez juga diwarnai protes. 

Pengawal Revolusi Iran telah lama memadamkan kerusuhan di antara minoritas Kurdi.

Polisi menekan demonstrasi Saqez, dengan video yang diposting online menunjukkan setidaknya satu orang dengan cedera kepala. 

Akan Reuters tidak dapat mengautentikasi video tersebut.

Behzad Rahimi, seorang anggota parlemen untuk Saqez, mengatakan kepada kantor berita semi-resmi ILNA bahwa beberapa orang terluka dalam pemakaman itu. 

"Salah satunya dirawat di Rumah Sakit Saqez setelah dipukul di bagian perut dengan bantalan bola," katanya.

Namun, kelompok hak asasi Kurdi Hengaw mengatakan bahwa 33 orang terluka di Saqez. Reuters tidak dapat secara independen mengkonfirmasi jumlah tersebut.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co