GenPI.co - Amerika Serikat (AS) tengah mengalami kerugian ekonomi akibat krisis kecanduan opiod dan overdosis.
Krisis tersebut menyebabkan AS rugi hingga USD 1,5 triliun atau sekitar Rp 22,33 kuadriliun pada 2020.
Anggota Kongres AS David Trone menduga angka tersebut bisa meningkat pada 2022.
Menurut laporan Kongres AS, kematian terkait opioid melonjak selama pandemi covid-19, termasuk karena fentanil.
Sebagai informasi, fentanil adalah obat keras penghilang nyeri sintetis.
Kasus tersebut memperburuk krisis nasional dan mengakibatkan kerugian ekonomi yang parah bagi AS.
Laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS mengatakan krisis opioid menyumbang 75 persen dari 107.000 kematian akibat overdosis obat pada 2021.
"Ini setara dengan satu (jet) 737 yang jatuh setiap hari, tanpa ada penyintas. Ini angka kematian yang mengejutkan," kata Trone.
Dalam laporannya, komite menyebutkan bahwa krisis tersebut pada 2020 merugikan ekonomi AS sebesar USD 1,47 triliun (sekitar Rp 22,33 kuadriliun).
Jumlah itu naik USD 487 miliar (sekitar Rp7,4 kuadriliun) dari 2019.
Angka kerugian itu diperoleh dari hasil penggunaan metode yang diadaptasi oleh para ilmuwan CDC dan disesusaikan dengan inflasi. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News