Dar Der Dor! Garda Revolusi Iran Tembak Anggota Keluarga Demonstran Protes Antihijab

20 November 2022 06:15

GenPI.co - Garda Revolusi Iran menembaki anggota keluarga seorang pengunjuk rasa dalam protes antihijab yang tewas.

Mereka diberondong peluru ketika berupaya  mengambil tubuh korban tewas itu dari rumah sakit.

Melansir AFP, kelompok hak asasi manusia Hengaw pada Sabtu (19/11) melaporkan bahwa peristiwa itu terjadi  saat bentrokan berkecamuk di seluruh negeri pada Jumat malam.

BACA JUGA:  Dukung Protes Antihijab, Atlet Iran Melepas Jilbab di Podium

"Tadi malam, setelah pasukan IRGC (Korps Garda Revolusi Iran) menyerang Rumah Sakit Shahid Gholi Pur di Bukan.

Kelompok yang berbasis di Norwegia itu menambahkan, pasukan itu menyita tubuh Shahryar Mohammadi dan menguburkannya secara diam-diam.

BACA JUGA:  Akhir Hidup Orang Buangan Iran yang Menginspirasi Film Terminal

"Pasukan ini menembaki keluarganya dan melukai sedikitnya lima orang," kata Hengaw, yang memantau pelanggaran di wilayah Kurdi, kepada AFP.

Kepemimpinan ulama negara di bawah Ayatollah Ali Khamenei menghadapi tantangan terbesarnya sejak Revolusi Islam 1979 dalam dua bulan protes yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini.

BACA JUGA:  Pasukan Keamanan Iran Menewaskan 326 Orang dalam Protes Antihijab Masha Amini

Pihak berwenang telah menanggapi dengan tindakan keras yang menurut Hengaw telah menewaskan sedikitnya 342 orang.

Ditambahkan pula, setengah lusin lainnya  sudah dijatuhi hukuman mati dan ribuan lainnya ditangkap.

Para pengunjuk rasa telah tewas di 22 dari 31 provinsi Iran, kata IHR Rabu, termasuk 123 di Sistan-Baluchistan dan 32 di provinsi asal Amini Kurdistan, di mana kekerasan berkobar di kota Bukan dalam semalam.

Aktivis menuduh pasukan keamanan Iran melakukan penguburan rahasia pengunjuk rasa yang telah mereka bunuh, untuk mencegah lebih banyak kekerasan berkobar di pemakaman mereka.

Pasukan keamanan juga menembaki pengunjuk rasa di kota Divandarreh, di provinsi Kurdistan, melukai beberapa orang, kata Hengaw pada hari Sabtu.

Iran menuduh musuh asingnya - termasuk Inggris, Israel dan Amerika Serikat - mengobarkan kekerasan di negara itu selama protes sejak kematian 16 September dalam tahanan Amini.

Amini, seorang Iran berusia 22 tahun asal Kurdi, meninggal tiga hari setelah penangkapannya di Teheran oleh polisi moral.

Dia ditahan karena dugaan pelanggaran hukum jilbab wajib republik Islam.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co